Dalam hal ini, Ibu Lilin tampak kesulitan mengelola perbedaan karakter dan tingkat kepandaian siswanya.
Hubungan antara guru dan siswa juga menjadi fokus, terutama dalam konteks komunikasi dan pengelolaan emosi.
Respon Ibu Lilin terhadap situasi tersebut, seperti kemarahan yang sering muncul, bisa menjadi bahan evaluasi untuk memperkuat hubungan ini.
Baca Juga: Siapa yang Bertanggung Jawab untuk Mengimplementasikan Pembelajaran Berdiferensiasi, Yuk Lihat Siapa
Sebagai Kepala Sekolah, saya akan mengambil pendekatan komunikatif dan kolaboratif.
Saya akan mengundang Ibu Lilin untuk berdiskusi secara terbuka tentang tantangan yang dihadapinya, serta mencari solusi bersama.
Melalui sesi konseling atau pelatihan, kami dapat mengeksplorasi strategi baru dalam mengelola kelas yang heterogen.
Jadi, itulah contoh jawaban terkait studi kasus Ibu Lilin tersebut.***
Disclaimer: