“…saudara-saudara, itulah harus Weltanschauung kita. Entah Saudara-saudara menyepakatinya atau tidak, tetapi saya berjuang sejak 1918 sampai 1945 sekarang ini untuk Weltanschauung itu.
Untuk membentuk nasionalisme Indonesia, untuk kebangsaan Indonesia; untuk kebangsaan Indonesia yang hidup di dalam perikemanusiaan; untuk permufakatan; untuk socialerechtvaardigheid; untuk ke-Tuhanan.
Pancasila, itulah yang berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh tahun. Tetapi, saudara-saudara, diterima atau tidak, terserah kepada saudara-saudara.
Tetapi, saya sendiri mengerti seinsaf-insafnya, bahwa tidak ada satu Weltanschauung dapat menjelma dengan sendirinya, menjadi realiteit (realita) dengan sendirinya.
Baca Juga: 30 Soal PAS/UAS Prakarya Kelas 9 SMP Semester 1 Kurikulum 2013 Lengkap dengan Kunci Jawaban
Tidak ada satu Weltanschauung dapat menjadi kenyataan, menjadi realiteit, jika tidak dengan perjuangan!”. (BPIP, 2019)."
1. Pancasila sebagai Weltanschauung (pandangan hidup bangsa).
2. Kebangsaan Indonesia;
3. Internasionalisme atau perikemanusiaan;
4. Mufakat atau demokrasi;