Network
Dalam konteks Indonesia, dengan keragaman budaya dan latar belakang sosial yang kaya, pendekatan humanis membantu menjembatani kesenjangan dan memupuk rasa persaudaraan di antara warga negara.
Alasan kedua, sifat kerakyatan menekankan pada partisipasi aktif semua warga negara dalam proses pendidikan.
Ki Hadjar Dewantara memandang bahwa pendidikan seharusnya tidak bersifat eksklusif dan terbatas pada kalangan tertentu, tetapi harus tersedia dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Dengan menerapkan prinsip kerakyatan dalam pendidikan, kita dapat mendorong inklusi sosial dan kesempatan yang merata bagi semua individu, yang pada gilirannya akan memperkuat kohesivitas sosial.
Alasan ketiga, sifat kebangsaan menitikberatkan pada pembentukan rasa cinta dan dedikasi terhadap tanah air. Dalam konteks Indonesia, dengan keberagaman etnis, bahasa, dan budaya, pendidikan yang mengusung nilai-nilai kebangsaan membantu menggalang persatuan dan kesatuan bangsa.
Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa melalui pendidikan yang memupuk semangat patriotisme, generasi muda Indonesia akan memiliki motivasi untuk berkontribusi dalam pembangunan negara dan menjaga keutuhan bangsa.
Alasan keempat, pendidikan dengan sifat-sifat ini juga membantu mengembangkan kepribadian yang berkarakter dan berintegritas.
Sifat humanis memupuk sikap empati dan pengertian terhadap orang lain, sifat kerakyatan mendorong kolaborasi dan toleransi, sedangkan sifat kebangsaan mengajarkan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
