Teori yang Beranggapan Bahwa Kodrat Anak Ibarat Kertas Kosong yang Dapat Diisi dan Ditulis oleh Pendidik

- 3 Juli 2023, 16:11 WIB
Teori yang Beranggapan Bahwa Kodrat Anak Ibarat Kertas Kosong yang Dapat Diisi dan Ditulis oleh Pendidik
Teori yang Beranggapan Bahwa Kodrat Anak Ibarat Kertas Kosong yang Dapat Diisi dan Ditulis oleh Pendidik /pexels.com/Tima Miroshnichenko/

Komplementer (Pilihan C) adalah istilah yang mengacu pada hubungan atau elemen yang saling melengkapi atau menyempurnakan satu sama lain. Dalam berbagai konteks, istilah ini digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang berpasangan atau berlawanan tetapi saling memperkuat atau melengkapi satu sama lain.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Pendidik Sejatinya Menuntun Tumbuh Kodrat pada Anak Agar Dapat Memperbaiki?

Jawaban yang benar adalah teori tabularasa (pilihan D) yang disebut juga sebagai "lembaran kosong". Teori ini adalah konsep filosofis yang menyatakan bahwa pikiran dan pengetahuan individu saat lahir adalah kosong dan belum terisi dengan apa pun.

Menurut teori ini, individu lahir tanpa pengetahuan, keyakinan, atau pemahaman apapun, sehingga mereka dapat "diisi" dengan pengalaman dan informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitar.

Konsep tabularasa diperkenalkan oleh filsuf John Locke dalam karyanya yang berjudul "An Essay Concerning Human Understanding" pada abad ke-17. Menurut Locke, pikiran manusia pada saat lahir adalah seperti kertas kosong (tabula rasa) yang siap menerima pengalaman dan pengetahuan melalui persepsi indrawi.

Baca Juga: Bagaimana Menggerakkan Manusia Menuntut Kekuatan Kodrat Manusia? Ini Jawabannya

Dalam konteks pendidikan, teori yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik adalah teori tabula rasa. Teori yang berpendapat bahwa anak-anak belajar dan mengembangkan pengetahuan melalui interaksi dengan dunia fisik dan sosial di sekitar mereka.

Baik dari pengalaman, pengamatan, pendidikan dan interaksi, semua hal tersebut membentuk pemahaman dan pengetahuan anak.

Meski begitu, konsep tabularasa tidak menyatakan bahwa individu tidak memiliki potensi atau sifat bawaan (hereditas) yang mempengaruhi perkembangan mereka. Faktor genetik, biologis, dan lingkungan keluarga juga memiliki peran dalam membentuk individu.***

Disclaimer:
1. INFOTEMANGGUNG.COM tidak mengijinkan artikel dicopy paste atau dilakukan sindikasi dengan alasan apapun.
2. Jawaban dalam artikel ini bukanlah jawaban mutlak karena masih dapat dikembangkan sesuai pemahaman masing-masing.

Halaman:

Editor: Carley Tanya

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah