Network
INFOTEMANGGUNG.COM - Backward Design adalah metode yang prosesnya berjalan mundur, berorientasi pada hasil nyata dari apa yang dipahami oleh siswa. Sehingga siswa tidak sekedar memahami konsep, melainkan siswa dapat lebih mengerti tentang hasil yang diperoleh jika memiliki pemahaman tersebut.
Metode Backward Design ini dinilai cukup praktis dalam mengeliminasi tujuan dan sasaran yang kurang relevan dalam pembelajaran, karena tidak terbatas pada memperbaiki kompetensi semata.
Baca Juga: Inilah 10 Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia: CPNS dan Umum Wajib Tahu!
Dalam prosesnya, guru diminta untuk merancang bagaimana tujuan itu benar-benar bisa dicapai.
Contohnya saat proses membaca di kelas, guru bukan hanya meminta siswa untuk membaca saja, melainkan harus lebih mengerti dengan jelas apa yang dibaca, cara membacanya, dan apa yang dihasilkan dari kegiatan membaca tersebut.
Backward Design yang dipopulerkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe pada tahun 1998, memiliki 3 tahapan penyusunan.
1. Identify Desired Result (identifikasi hasil yang diinginkan)
Tahap mengidentifikasi hasil ini disebut juga sebagai tahap menentukan tujuan pembelajaran, tidak normatif semata, namun bisa benar-benar berdampak secara nyata
Tujuannya lebih mengacu pada standar kompetensi yang diambil berdasarkan standar Kurikulum Nasional dari pemerintah yang berupa Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dari capaian pembelajaran.
