Kemudian, Aswin pun menjelaskan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka sejatinya menjadi upaya nyata dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan krisis pembelajaran yang telah mengakar. Pasalnya, pada kurikulum ini terdapat metode yang lebih fleksibel, materi yang lebih esensial, pembelajaran karakter, hingga kompetensi tertentu.
Kenyataan ini membuat Kurikulum Merdeka dianggap tepat, lantaran memudahkan guru dan satuan pendidikan untuk bahu membahu dalam menciptkan pembelajaran yang lebih ideal. Terutama yang menyesuaikan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi dari masing-masing satuan pendidikan.
“Kami serahkan kepada masyarakat bagaimana kebermanfaatan dan keberterimaan dari Kurikulum Merdeka. Makanya ada Festival Kurikulum Merdeka karena kami ingin mengangkat itu,” tambah Aswin.
Lalu, Aswin pun menambahkan harapannya agar implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia tetap terus terlaksana. Walaupun nanti setelah Pemilu 2024, terjadi perbedaan susunan kabinet dan juga pergantian menteri.
Alasannya jelas, karena sebagai sistem pendidikan mutakhir, Kurikulum Merdeka mempunyai poin-poin lebih yang membuat pendidikan lebih ideal untuk pelajar. Khususnya karena kurikulum ini mempertimbangkan aspek yang terabaikan di kurikulum lama, seperti diferensiasi dalam pembelajaran, dan yang lainnya.