Beginilah Proses Terjadinya Evolusi Budaya, Hanya Gen Unggul yang Mampu Bertahan?

- 15 Maret 2023, 10:19 WIB
Beginilah Proses Terjadinya Evolusi Budaya, Hanya Gen Unggul yang Mampu Bertahan
Beginilah Proses Terjadinya Evolusi Budaya, Hanya Gen Unggul yang Mampu Bertahan /pexels.com / RODNAE Productions/

INFOTEMANGGUNG.COM - Untuk mengetahui proses terjadinya evolusi budaya, dapat ditelusuri melalui pendapat seorang evolusionis bernama Richard Dawkins, yang menyatakan bahwa hanya gen-gen unggul yang mampu bertahan dari seleksi alam, kemudian diturunkan ke generasi berikutnya.

Dengan bersaing secara kompetitif di lingkungan yang keras, gen-gen tersebut mengembangkan kualitas tunggal dalam prosesnya, yaitu fokus pada kesintasan individu.

Baca Juga: Dari Angka-Angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 Akan Disusun Bilangan Ratusan Ganjil Banyaknya Bilangan yang Dapat?

Hal itu membuat Dawkins menyebut gen memiliki sifat ‘egois’. Dawkins sendiri tak mendasarkan teori evolusi pada kesintasan individu maupun kelompok.

Menurutnya, individu hanya berperan sebagai alat bagi gen untuk mencapai tujuannya, sedangkan kelompok menjadi perwujudan dari cara untuk mencapai tujuan secara optimal dan lebih efektif.

Ada pula pemikiran modernis yang menganggap budaya sebagai proses yang berlangsung secara linear.

Kebudayaan yang lebih maju dan baru akan menggantikan kebudayaan dominan sebelumnya. Proses ini pun akan terus berlanjut secara progresif.

Sementara itu, Menurut Edward Burnett Tylor (1832-1917), berdasarkan unsur-unsur dan teknologi yang digunakan, kebudayaan manusia berjalan melalui tiga tahap perkembangan evolusi, yaitu savagery, barbarism, dan civilization.

  • Savagery, yakni manusia hanya bertahan hidup melalui berburu dan meramu menggunakan alat-alat yang terbuat dari benda di sekitarnya, seperti tulang, kayu, dan batu.
  • Barbarism, yakni manusia mulai memahami cara bercocok tanam, merawatnya, dan memanfaatkan hasil, serta hidup menetap di sekitar tanaman tersebut pula. Peralatan yang digunakan pun mengalami perkembangan, yaitu peralatan yang terbuat dari logam.
  • Civilization, yakni manusia mulai mengenal tulisan, kehidupan perkotaan, semakin memiliki ilmu pengetahuan, dan kemampuan untuk membangun bangunan besar. Peralatan yang digunakan juga semakin canggih. Manusia di tahap ini pun memiliki kompleksitas sistem organisasi sosial.

Setelah cukup lama bertahan dengan teori Tylor, muncul paradigma yang sama dari orang yang berbeda, yakni Lewis Henry Morgan (1818-1881).

Morgan membagi proses evolusi masyarakat dan budaya menjadi delapan tahap evolusi kebudayaan yang tertuang dalam karyanya yang berjudul Ancient Society yang ditulis pada tahun 1877.

Berikut ini adalah delapan tahap evolusi yang telah atau sedang dilakukan oleh semua bangsa di dunia.

  • Zaman liar tua, yakni zaman terawal hingga manusia menemukan api.
  • Zaman liar madya, yakni sejak menemukan api hingga manusia menemukan senjata.
  • Zaman liar muda, yakni sejak menemukan senjata hingga pandai membuat tembikar dan masih berprofesi sebaagai pemburu.
  • Zaman barbar tua, yakni zaman hingga manusia mulai beternak dan bercocok tanam.
  • Zaman barbar madya, yakni zaman manusia pandai membuat peralatan dari logam.
  • Zaman barbar muda, yakni zaman hingga manusia mengenal tulisan.
  • Zaman peradaban purba.
  • Zaman masa kini.

Namun, proses evolusi yang dicetuskan oleh Tylor dan Morgan ini terus mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak karena persinggungan teori evolusi dengan beragam realitas dalam perkembangannya.

Pandangan-pandangan yang diungkapkan kedua tokoh tersebut dianggap memiliki berbagai kelemahan yang patut diperbaiki.

Pada akhirnya, muncul teori evolusi kebudayaan universal yang dikemukakan oleh Leslie White dan teori evolusi kebudayaan multilinear yang diungkapkan oleh Julian Steward.

Pertama, White menyatakan bahwa kebudayaan yang terdapat pada suatu komunitas masyarakat manusia merupakan dampak atau hasil dari mengemukanya perubahan dalam sistem, yang melakukan transformasi energi dengan bantuan teknologi yang ada pada saat itu.

Dalam teori tersebut muncul konsep baru, yakni thermodinamika (sistem yang melakukan transformasi energi), energi, dan transformasi.

Kedua, Steward menjelaskan bahwa proses evolusi kebudayaan ditentukan oleh interaksi yang terjalin antara kebudayaan dengan kondisi lingkungan, di mana setiap kebudayaan itu memiliki culture core yang berupa teknologi dan organisasi kerja.

Dalam teori ini juga memunculkan konsep baru, yakni lingkungan, culture core, adaptasi, dan organisasi kerja.

Demikianlah penjelasan mengenai proses terjadinya evolusi budaya yang mungkin belum diketahui oleh beberapa orang.

Baca Juga: Konstitusi Memuat Prinsip-Prinsip Yang Paling Pokok Atau Dasar Dalam Penyelenggaraan Ketatanegaraan

Informasi tersebut tentunya bermanfaat agar masyarakat semakin menghargai budaya yang ada.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x