Rangkuman Modul 2 3 Guru Penggerak Coaching, Ringkas tapi Lengkap Poin-poin Pentingnya

- 11 Maret 2023, 16:20 WIB
Rangkuman Modul 2.3 Guru Penggerak Coaching, Ringkas namun Lengkap dengan Poin-poin Penting
Rangkuman Modul 2.3 Guru Penggerak Coaching, Ringkas namun Lengkap dengan Poin-poin Penting /pexels/thecoachspace

INFOTEMANGGUNG.COM - Khusus untuk para calon guru penggerak, berikut Rangkuman Modul 2.3 Guru Penggerak Coaching, ringkas tapi lengkap dengan poin-poin pentingnya.

 

Rangkuman Modul 2.3 Guru Penggerak Coaching, ringkas tapi lengkap dapat dipelajari secara cepat.

Apabila membutuhkan lebih banyak penjelasan dari Rangkuman Modul 2.3 Guru Penggerak Coaching dengan lebih mendalam akan kami uraikan pada artikel yang lain. Selamat belajar.

Baca Juga: Contoh Strategi Pengajaran Kelas Interaktif untuk Guru agar Siswa Belajar Lebih Efektif

Rangkuman Modul 2.3 Guru Penggerak Coaching

Pengertian Coaching

Coaching adalah proses kolaborasi sistematis dengan fokus pada solusi masalah, berorientasi pada hasil untuk membantu seseorang belajar secara madiri bukan mengajarinya.

Coaching dalam Konteks Sekolah

Guru perlu memiliki keterampilan coaching untuk menuntun potensi siswa supaya mencapai keselamatan dan kebahagian sebagai individu dan anggota masyarakat.

Siswa diberikan kebebasan di dalam prosesnya, guru bertindak sebagai Pamong yang menuntun dan memberdayakan potensinya supaya murid tidak kehilangan arah dan membahayakan diri.

Tut Wuri Handayani ialah kekuatan pendekatan Coaching. Guru harus memahami dan menghayati cara berpikir (Mindset) Ki Hajar Dewantara dalam mendampingi dengan pendekatan Coaching.

Siswa sebagai manusia bebas juga butuh cinta kasih. Guru mengikuti, mendampingi dan mendorong kekuatan kodrat siswa secara holistik berdasar cinta kasih dan persaudaraan tanpa pamrih, bukan menguasai dan memaksa.

Proses coaching membuka ruang emansipatif guru dan siswa. Siswa punya peluang menemukan kekuatan kodrat, potensi diri dan kekuatan yang dimilikinya.

ARTI

Pendekatan Coaching selaras Sistem Among, satu pendekatan yang memiliki kekuatan untuk menuntun kekuatan kodrat siswa. Penerapan coaching menciptakan ARTI (Apresiasi, Rencana, Tulus, Inkuiri) yang harus dipegang erat guru saat mendampingi siswa. 

Perbedaan Konseling, Mentoring, dan Coaching

Baca Juga: Kunci Jawaban Latihan Pemahaman dan Cerita Reflektif Modul 3 Filosofi Coaching: Semangat Guru 2 (Baru)

Coaching: proses melatih seseorang agar menghasilkan performa secara lebih baik lagi, sebagai pemimpin diri sendiri dan manusia pembelajar.

Mentoring: proses berbagi pengalaman serta pengetahuan dari seorang yang sudah berpengalaman pada seseorang yang hendak belajar di bidangnya,

Supervisor: tepat di bawah manajemen, bertanggung jawab memantau dan mengatur staf perusahaan dalam pelaksanaan.

Konseling: hubungan pribadi secara tatap muka antara 2 orang.

Konsultasi: suatu dialog, bertukar informasi dalam rangka untuk memastikan pihak yang berkonsultasi mengetahui lebih dalam mengenai suatu tema, bersifat edukatif dan inklusif.

Contoh analogi belajar mengemudi mobil:

Ibu Ita pernah mengalami kecelakaan trauma untuk mengemudi mobil.

Bapak Budi menggali pengalaman masa lalu Ibu Ita tentang kecelakaan mobil yang pernah dialaminya (Tindakan Konseling).

Bapak Budi berbagi pengalaman cara-cara  aman untuk mengemudi (Tindakan Mentoring).

Bapak Budi mengajukan pertanyaan-pertanyaan menggali kemampuan Ibu Ita dalam mengemudi (Tindakan Coaching).

Kata-kata kunci:

Konselor membantu menyelesaikan masalah klien.

Mentor memberikan tips berdasar pengalamannya kepada mentee.

Coach mendorong Coachee menyelesaikan masalahnya sendiri.

Seorang guru menghadapi murid diharapkan berperan sebagai konselor, mentor, dan coach berdasar situasi dan kondisi.

Komunikasi yang Memberdayakan

Komunikasi adalah tentang diri, berawal dari diri dan melalui diri.  4 unsur utama dasar prinsip komunikasi yang memberdayakan adalah:

1. Saling percaya

2. Memakai data yang benar

3. Bertujuan menuntun para pihak mengoptimalisasi potensinya

4. Rencana tindak lanjut atau aksi

 Aspek berkomunikasi untuk mendukung praktik Coaching, yaitu:

1. Komunikasi Asertif

Komunikasi asertif adalah tipe komunikasi yang membawa percakapan menjadi efektif dan memberdayakan.

Tipe Komunikasi Agresif: orang yang dominan dan mau menang sendiri, mesti didengar dan ditanggapi, mendominasi pembicaraan, umumnya ditunjukkan seorang pimpinan.

Tipe komunikasi pasif: cenderung diam, kurang berekspresi, tak mau menyuarakan apa yang dirasakan, menerima keputusan mayoritas.

Tipe Komunikator Asertif: memadukan gaya agresif serta pasif dengan tepat manfaat. Ada kepercayaan diri dan melihat ada kesamaan hak dalam menyampaikan pendapat, menyatakan apa yang kebutuhan, tanpa merusak relasi dengan orang lain. Guru sebaiknya jadi komunikator asertif.

Dalam membangun keselarasan berkomunikasi, coach perlu belajar menyamakan posisi diri saat coaching berlangsung. Beberapa tipsnya:

  • Menyamakan kata kunci
  • Menyamakan bahasa tubuh
  • Menyelaraskan emosi

2. Pendengar aktif

Mendengarkan adalah bagian proses komunikasi yang  membangun relasi dengan orang lain. Perlu fokus mendengarkan lawan bicara, tetap memandang wajah lawan bicara.

 

5 teknik menjadi pendengar aktif, yakni:

  • Memberi perhatian penuh pada lawan bicara dalam menyampaikan pesan. 
  • Menunjukkan bahwa mendengarkan.
  • Menanggapi perasaan dengan tepat
  • Parafrase 
  • Bertanya

3. Bertanya efektif

Manfaat bertanya efektif:

  • Membantu stimulasi pemikiran lawan bicara.
  • Memberi perspektif lebih luas
  • Paham lebih dalam
  • Memberdayakan potensi lawan bicara menganalisa topik
  • Memotvasi diri mengambil keputusan

Ada 6 jenis pertanyaan yang membantu seorang coach menggali Coachee, yaitu:

  • Pertanyaan terbuka: mengeksplorasi pemikiran atau jawaban secara lebih luas. contoh: Ceritakan hambatan yang kamu hadapi? Mengapa kamu berpikir demikian?
  • Pertanyaan berfokus tujuan, mengarahkan coachee pada asil akhir diskusi untuk mencapai solusi. Contoh: apa hasil akhir yang kamu harapkan? Apakah makna sebuah kesuksesan bagimu?
  • Pertanyaan Reflektif, mengulang kembali sebagian bahan diskusi. Lawan bicara akan merasa didengarkan. Contoh: Dari proses kerjasama dnegan teman-teman, apakah ada proses bersama? Bagaimana hasil analisa kelemahan dan kekuatan rancangan program yang kamu buat?
  • Pertanyaan Eksplorasi, untuk menggali lebih lanjut potensi atau ide Coachee. Contoh: Dari semua pilihan yang ada, apa yang berbeda dari sebelumnya? Masih ada yang belum kamu ungkapkan?
  • Pertanyaan guna mengukur pemahaman, tujuan: supaya lawan bicara memahami situasi yang dihadapi. Contoh: Apa yang kamu pahami tentang hal tersebut? Persepsi tentang lingkungan kerjamu saat ini seperti apa?
  • Pertanyaan Aksi, untuk mendorong Coachee menentukan langkah maju yang telah ditunjukan dalam langkah nyata yang relevan. Contoh: Apa kriteria keberhasilan saat ini? Bagaimana komitmen untuk melakukan ini?

2 bentuk pertanyaan perlu dihindari dalam proses Coaching:

  • Pertanyaan tertutup: Jawabannya ya atau tidak atau hanya 1 kata. Contoh: Apakah kamu akan melanjutkan ke Universitas?
  • Pertanyaan mengarahkan, menyiratkan jawaban dari Coachee. Contoh: sepertinya kita mesti mendiskusikan jadwal pelaksanaan kegiatan sosial.

Baca Juga: Coaching Clinic Guru Penggerak, Upaya Mewujudkan Visi Misi Pendidikan Indonesia 

4. Umpan balik positif

Umpan balik bertujuan membangun potensi coachee dan menginspirasi untuk berkarya.

Cara menyampaikan umpan balik, yakni:

  • Diberikan saat komunikasi
  • Spesifik-fokus pada yang dikatakan
  • Faktor emosi - mengikutsertakan emosi yang dirasakan
  • Apresiasi - menyertakan motivasi positif

Coaching merupakan kegiatan komunikasi pemberdayaan yang bertujuan untuk membantu para coachee dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi agar hidup lebih efektif.

Kemampuan berkomunikasi adalah kunci proses coaching sebab pendekatan dan teknik yang dilakukan merupakan proses mendorong dari belakang sehingga coachee dapat menemukan jawaban yang dia temukan sendiri, bukan dengan diarahkan atau digurui.

Baca Juga: Soal Pretest Modul 2 Guru Penggerak, Peran sebagai Coach, Instrukstur dan Fasilitator

TIRTA

TIRTA singkatan dari:

Tujuan 

Tujuan umum disepakati oleh coach dan coachee sebelum coaching dilakukan, idealnya tujuan  datang dari coachee). Hal yang ditanyakan coach: rencana pertemuan, tujuan dari pertemuan, definisi tujuan akhir yang diketahui, ukuran keberhasilan pertemuan

Identifikasi

Coach menggali dan memetakan situasi yang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta pada sesi. Hal-hal yang ditanyakan, yakni:

a. Kesempatan apakah yang kamu miliki sekarang?

b. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?

c. Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan

d. Peluang/kemungkinan apakah yang bisa kamu ambil?

e. Apakah hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?

f. Apakah solusinya?

Rencanaa Aksi

Pengembangan ide atau alternatif solusi yang akan dibuat. Coach atau pelaih dapat bertanya:

a. Apa rencanamu dalam mencapai tujuan?

b. Adakah prioritas?

c. Apa strategi untuk itu?

d. Bagaimana jangka waktunya?

e.  Apa ukuran keberhasilan rencana aksimu?

f.. Bagaimana caramu mengantisipasi gangguan?

Baca Juga: Apa Saja Manfaat Artificial Intelligence Dalam Merancang Kegiatan Pembelajaran yang Memudahkan Guru dan Murid

Tangung Jawab 

Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan langkah selanjutnya. Hal yang ditanyakan:

a. Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?

b. Siapa dan apa yang bisa membantu kamu di dalam menjaga komitmen?

c. Bagaimana tindak lanjut dari sesi coaching ini?

Dari segi bahasa, arti Tirta adalah air. Siswa diibaratkan air, yang bebas mengalir lepas sampai ke hilir potensinya. Guru adalah menjaga air supaya tetap mengalir tanpa hambatan.

Itu tadi rangkuman Modul 2.3 Guru Penggerak Coaching, ringkas tapi lengkap supaya dapat dipelajari secara cepat. Semoga berguna.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: guru.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x