Tanggal 7 September 1944, Kuniaki Koiso, seorang Perdana Menteri Jendral Jepang memberikan janji kepada Indonesia agar dapat berdiri sebagai sebuah negara yang merdeka. Hal ini dilakukan guna mencari simpati dari rakyat Indonesia.
Untuk membuktikan ucapan tersebut, Jepang memberi izin kepada Indonesia untuk mengibarkan bednera Merah Putih di kantor-kantor dengan syarat bendera tersebut harus berdampingan dengan bendera Jepang.
Jepang juga melakukan beberapa hal agar Indonesia benar-benar mempercayai janji mereka, seperti:
- Membentuk Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
- Membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
2. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa ini diawali dimana Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada pasukan sekutu tanggal 14 Agustus 1945. Peristiwa inidiketahui oleh para tokoh pemuda seperti Sutan Syahrir. Mereka mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa perlu melewati anggota PPKI.
Usulan Syahrir tidak disetujui oleh Soekarno-Hatta sebab kedua proklamator tersebut masih memegang teguh prosedur dari Jepang yang berjanji memberikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.
Karena perbedaan pendapat ini, Soekarno-Hatta diungsikan ke Rengasdengklok supaya terhindar dari pengaruh Jepang, dimana para golongan muda mendesak Soekarno-Hatta beserta golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sebelum ada pernyataan resmi dari pihak Jepang yang menyerah kepada sekutu.
3. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Dini hari, 16 Agustus 1945 Soekarno-Hatta beserta rombongan kembali ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Tokoh proklamasi itu memilih rumah laksamana Jepang itu sebab dianggap aman dan terhindar dari ancaman milik Jepang.