Apa Perbedaan Paling Mendasar antara Pendekatan Menggunakan Deskripsi Kriteria dengan Pendekatan Menggunakan

- 22 Februari 2023, 17:11 WIB
Apa Perbedaan Paling Mendasar antara Pendekatan Menggunakan Deskripsi Kriteria dengan Pendekatan Menggunakan Rubrik
Apa Perbedaan Paling Mendasar antara Pendekatan Menggunakan Deskripsi Kriteria dengan Pendekatan Menggunakan Rubrik /pexels.com/Mikhail Nilov/

 

INFOTEMANGGUNG.COM - Apa perbedaan paling mendasar antara pendekatan menggunakan deskripsi kriteria dengan pendekatan menggunakan rubrik akan diulas di dalam artikel berikut ini.

 

Pertanyaan mengenai perbedaan pendekatan deskripsi kriteria dan rubrik merupakan hal yang ditanyakan banyak pendidik begitu mempelajari konsep Kurikulum Merdeka.

Pasalnya, pendekatan tersebut merupakan dua dari tiga pendekatan yang bisa dilakukan oleh para pendidik dalam menilai tingkat ketercapaian pembelajaran siswa berdasarkan Kurikulum Merdeka.

Sekadar informasi, dalam proses penilaian peserta didik tidak lagi mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagaimana pada Kurikulum 2013, melainkan dengan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) yang mengacu pada Kurikulum Merdeka.

Baca Juga: Penilaian yang Dilaksanakan Dengan Tujuan Untuk Memantau dan Memperbaiki Proses Pembelajaran Serta Mengevaluas

Karena ada perbedaan acuan kurikulum itulah, maka proses penilaian atau asesmen pun berbeda. Dengan begitu, proses dan pendekatannya pun juga tidak lagi sama.

Pertanyaan

Akibatnya, banyak pendidik yang menanyakan soal apa perbedaan paling mendasar antara pendekatan menggunakan deskripsi kriteria dengan pendekatan menggunakan rubrik.

Jawaban

Jawaban dari soal apa perbedaan paling mendasar antara pendekatan menggunakan deskripsi kriteria dengan pendekatan menggunakan rubrik adalah ada tidaknya tahapan capaian pembelajaran.

 

Pembahasan

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran, maka pendidik atau para guru perlu menentukan dahulu kriteria atau indikator-indikatornya.

Penentuan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran mengacu pada kurikulum yang digunakan, dalam hal ini adalah Kurikulum Merdeka.

Berdasarkan kurikulum baru ini, kriteria tercapainya tujuan pembelajaran merupakan penjelasan tentang kemampuan atau kompetensi yang berhasil ditunjukkan oleh peserta didik.

Baca Juga: Apakah Guru Perlu Membuat Pedoman/Rubrik dalam Asesmen? Simak Jawabannya di Artikel Ini

Karena itu, dalam menentukan keberhasilan capaian tujuan pembelajaran tidak menggunakan angka mutlak sebagai penentuan kriteria keberhasilan, melainkan deskripsi dari kompetensi setiap siswa.

Untuk mendapatkan data hasil kompetensi yang telah dikuasai siswa, maka ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan oleh pendidik.

Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Deskripsi Kriteria

Pendekatan deskripsi kriteria ini memungkinkan pendidik mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran berdasarkan kriteria yang dibuatnya.

Apabila peserta didik tidak mencapai kriteria yang telah ditentukan, maka dia dinilai belum tuntas dalam pembelajaran yang diberikan.

Sebagai gambaran, peserta didik memberikan deskripsi kriteria tercapainya tujuan pembelajaran adalah siswa mampu menuliskan teks eksplanasi secara runtut dan jelas.

Jadi, apabila siswa tidak atau mampu memenuhi deskripsi kriteria tersebut, guru bisa memberikan penilaian tidak memadai ataupun memadai.

2. Pendekatan Rubrik

Selain menggunakan pendekatan tersebut, pendidik juga bisa membuat penilaian dengan rubrik yang mengidentifikasi tahapan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dari tiap peserta didik.

 

Di pendekatan ini, pendidik membuat kriteria sekaligus tahapan perkembangan keberhasilan tujuan pembelajaran, seperti baru berkembang, layak, cakap, ataupun mahir.

Sebagai contoh, kriteria yang ditetapkan adalah siswa mampu menulis tanda bacas dan huruf kapital dengan benar.

Maka, tingkatan atau tahapan perkembangan siswa bisa berupa baru berkembang dengan kriteria belum mengetahui tanda baca dan huruf besar, tingkatan layak dengan kriteria sebagian sudah menggunakan tanda baca dengan tepat.

Sementara pada tingkatan cakapan sebagian besar sudah bisa menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat, serta tingkatan mahir yang menggambarkan semua penulisan tanda baca dan huruf kapital sudah tepat.

3. Pendekatan Interval Nilai

Di pendekatan ini, pendidik bisa menambahkan interval nilai dari kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh interval yang bisa dibuat adalah seperti berikut ini.

Baca Juga: Urutan Manakah yang Sesuai dalam Menyusun Sebuah Asesmen Diagnostik

  • 0-40% : belum memenuhi kriteria dan perlu remedial.
  • 41-65% : belum mencapai ketuntasan belajar dan perlu remedial di bagian yang dinilai kurang.
  • 66-85% : sudah mencapai ketuntasan belajar dan tidak perlu ada remedial.
  • 86-100% : Sudah mencapai keseluruhan ketuntasan belajar dan perlu tantangan yang lebih.

Jadi, begitulah penjelasan mengenai apa perbedaan paling mendasar antara pendekatan menggunakan deskripsi kriteria dengan pendekatan menggunakan rubrik.***

Disclaimer: INFOTEMANGGUNG.COM tidak mengizinkan artikel di-copy paste atau dilakukan sindikasi dengan alasan apa pun.

Editor: Eko Adityo Nugroho

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah