Miskonsepsi Tentang Pembelajaran Berdiferensiasi yang Perlu Diketahui dan Dipahami Guru

- 10 Februari 2023, 09:56 WIB
Miskonsepsi Tentang Pembelajaran Berdiferensiasi
Miskonsepsi Tentang Pembelajaran Berdiferensiasi /Pexels.com / RODNAE Productions/

INFOTEMANGGUNG.COM – Pembelajaran berdiferensiasi saat ini sudah semakin dipraktikkan dan dikembangkan oleh satuan pendidikan. Namun, masih ada beberapa miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang terjadi di sekolah.

Miskonsepsi diartikan pula sebagai salah pengertian atau salah paham mengenai konsep pembelajaran berdiferensiasi. Barangkali, pembelajaran berdiferensiasi dimaknai sebagai pembelajaran yang khusus untuk setiap individu.

Padahal sejatinya pembelajaran berdiferensiasi lebih dimaksudkan sebagai proses pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai kemampuan mereka. Bukan berarti guru harus menyediakan bahan ajar atau tugas yang berbeda-beda bagi setiap siswa.

Baca Juga: Kunci Jawaban Post Test Modul 5 Topik 19 Merencanakan Pembelajaran Menguatkan Transisi PAUD SD

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang bisa digunakan sebagai referensi tambahan bagi ibu dan bapak guru. Simak selengkapnya pada uraian di bawah ini.

1. Pembelajaran Berdiferensiasi Bukan Pembelajaran Individu

Pembelajaran berdiferensiasi tidak sama artinya dengan pembelajaran individu. Pembelajaran berdiferensiasi tetap dilakukan secara terpadu dan mencakup satu kelas, bukan berarti guru harus memberi tugas yang berbeda bagi setiap murid.

Di dalam kegiatan pembelajaran yang berdiferensiasi, guru menawarkan beberapa alternatif tetapi tetap fokus pada pembelajaran yang bermakna.

Maksud dari pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang bisa dimengerti oleh siswa dan mereka dapat benar-benar menghayati materi atau ilmu yang sudah mereka peroleh.

 

Baca Juga: Pernyataan Berikut Ini yang Paling Tepat untuk Pembelajaran Sosial dan Emosional Adalah? Simak di Sini

2. Pembelajaran Berdiferensiasi Bukan Sebuah Kekacauan

Selama menjalankan pembelajaran berdiferensiasi, guru tidak harus pergi ke sana ke mari menjangkau siswa satu per satu untuk mengajari materi. Hal tersebut tentu akan membuat guru lelah dan suasana menjadi kacau atau chaos.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak dijalankan secara demikian, melainkan guru harus memberi petunjuk kepada siswa untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, guru juga mengarahkan rangkaian kegiatan supaya kelas lebih teratur.

3. Pembelajaran Berdiferensiasi Bukan Membentuk Kelompok Homogen

Diciptakannya pembelajaran berdiferensiasi memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai kemampuan mereka. Akan tetapi, bukan berarti bahwa guru harus mengumpulkan murid dengan kemampuan setara di dalam sebuah kelompok yang homogen.

Pemahaman semacam itu termasuk ke dalam miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi. Sejatinya, pembelajaran berdiferensiasi yang efektif dilakukan melalui aktivitas kerja kelompok.

Kemudian kelompok yang disusun mengakomodasi siswa yang kuat pada suatu bidang, tetapi lemah pada bidang yang lain. Sehingga ada proses kerjasama di dalamnya dan saling mendukung satu sama lain.

Baca Juga: Guru Yang Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi Di Kelasnya Akan Melakukan Hal-Hal Berikut Ini!

4. Pembelajaran Berdiferensiasi Bukan Pembelajaran yang Sama Rata

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki tujuan untuk mengoptimalkan kemampuan murid. Sehingga, penyampaian materi disesuaikan menurut kebutuhan setiap siswa.

Misal ada siswa yang kuat kemampuannya dalam hafalan, tetapi lemah dalam hitung-hitungan. Maka, guru perlu mengasah dan mengoptimalkan kemampuan komputasi atau hitung-hitungan murid tersebut.

Caranya bisa dengan melaksanakan aktivitas kelompok, dan mengelompokkan siswa tersebut dengan siswa yang kemampuan komputasinya kuat. Sehingga, akan terlaksana juga proses tutor sebaya di antara para murid.

Demikian ulasan perihal beberapa miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang perlu bapak ibu guru ketahui dan pahami. Pembahasan ini hanyalah referensi tambahan, sehingga bapak ibu guru bisa mengeksplorasi sumber referensi lainnya yang terpercaya.***

Disclaimer: INFOTEMANGGUNG.COM tidak mengizinkan artikel dicopy paste atau dilakukan sindikasi dengan alasan apapun. Pembaca disarankan untuk mengeksplorasi referensi yang relevan sebanyak-banyaknya.

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: bgpsumsel.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x