Terdapat lima komponen yang ada dalam kerangka CASEL ini, yaitu:
- Kesadaran diri (self-awareness): kemampuan untuk mengintegrasikan identitas dirinya dengan hal lain termasuk masalah sosial.
- Pengelolaan diri (self-management): kemampuan mengelola emosi dan stress, keterampilan organisasional, dan sejenisnya.
- Kesadaran sosial (social awareness): memahami orang lain dan cara mereka berpikir, menunjukkan rasa terima kasih, dan sebagainya.
- Kemampuan berinteraksi sosial (relationship skills): mampu berkomunikasi dengan efektif, menyelesaikan masalah secara konstruktif, dan sebagainya.
- Pengambilan keputusan bertanggung jawab (responsible decision-making): membuat keputusan setelah menganalisis data, informasi dan fakta, berpikir kritis, dan mengevaluasi hasil keputusan tersebut.
Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional bisa dimanfaatkan oleh sekolah untuk menjaga kesejahteraan para siswa secara sosial dan emosional. Mengingat proses belajar dan pengembangan diri sudah merupakan tekanan tersendiri.
Baca Juga: Modul 2.2 Guru Penggerak Pembelajaran Sosial dan Emosional, Cara Bertahan dari Masalah
Dengan menerapkan PSE, para siswa akan lebih mampu mengelola emosi dan cara berpikirnya. Mampu menyadari kemampuan dan kekurangan dirinya sendiri, memahami orang lain, dan mampu berpikir kritis dan kreatif dalam menjalani kesehariannya.
Sehingga para siswa bisa menjadi orang yang memiliki sikap positif, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain dalam berkehidupan sosial. Terutama saat menghadapi masalah yang perlu dipecahkan sendiri.
Namun penerapan PSE ini juga bisa bermanfaat bagi sekolah dan seluruh warganya, bukan hanya pada peserta didik. Budaya positif ini bisa membuka komunikasi positif antara guru dengan siswa, membangun rasa aman dan nyaman di sekolah.
Strategi Penerapan PSE
Terdapat tiga ruang lingkup yang bisa menjadi tempat penerapan PSE, yaitu: