Network
- Petama ialah SDM dari para guru dan kepala sekolah itu sendiri.
- Faktor dari para siswa dan siswi di sekolah.
- Keterbatasan sarana serta prasaran yang tersedia di sekolah.
- Ada atau tidak adanya dukungan dari masyarakat ataupun orang tua para siswa.
- Berbagai macam peraturan-peraturan seputar pendidikan yang tersedia saat ini.
Baca Juga: Essay Guru Penggerak Angkatan 7 Tahun 2022, Pakai Sebagai Referensi Angkatan 9 dan 10
Tantangan pertama ialah SDM dari para guru dan juga Kepala Sekolah itu sendiri. Hal ini kerap menjadi salah satu kendala di sekolah. Kendala dalam kasus ini seperti keterbatasannya wawasan yang dimiliki oleh para guru dan juga Kepala sekolah.
Selain itu, beberapa guru serta Kepala Sekolah ada yang memiliki pola pikir yang sempit, serja jumlah dari tenaga pendidik yang masih kurang. Tak hanya itu saja, masih ada hal-hal lain yang perlu di perhatikan seperti,
Kesalahpahaman atau miscommunication, kurangnya kualifikasi dari para guru itu sendri, serta kurangnya inovasi dari para tenaga pendidik.
Untuk faktor yang kedua ialah faktor Siswa. Hal ini bisa menjadi faktor utama dari kendala itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena para siswa memiliki kemampuan serta keterampilan yang begitu beragam serta memiliki karakter yang bermacam-macam.
Oleh sebab itu, sebisa mungkin para tenaga pendidik harus bisa mengerti serta memahami karakter serta kemampuan dari setiap siswa yang ada di kelas.
Tantangan yang ketiga ialah keterbatasan sarana serta prasarana yang terdapat di sekolah. Keterbatasan ini seperti keterbatasan fasilitas gedung, ketersediaan peralatan, alat peraga untuk pembelajaran, serta buku-buku Pustaka yang dapat menjadi penunjang belajar para siswa.
Tantangan yang ke-4 ialah ada atau tidak adanya dukungan dari masyarakat serta orang tua. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri untuk Kepala Sekolah.
Mengapa? karena yang paling sering ditemui ialah masyarakat serta orang tua yang secara penuh beluk ikut mendukung program-program yang tersedia di sekolah. Sehingga, sekolah belum dapat berkembang secara maksimal.
Dan faktor yang terakhir ialah berbagai macam peraturan-peraturan seputar pendidikan. Hal ini kerap dinilai tidak sejalan atau tidak sinkron. Sehingga, dapat mempersulit pelaksanaannya di lapangan. Akibatnya, Kepala Sekolah menjadi ragu untuk mengambil suatu keputusan atau kebijakan di sekolah.
