Cara Meningkatkan Kesadaran Gender di Kalangan Siswa dengan Dukungan Keluarga dan Sekolah

- 2 Januari 2023, 21:26 WIB
Cara Meningkatkan Kesadaran Gender di Kalangan Siswa
Cara Meningkatkan Kesadaran Gender di Kalangan Siswa /pexels.com/Pixabay/

INFOTEMANGGUNG.COM – Ada beberapa cara meningkatkan kesadaran gender di kalangan siswa. Namun membutuhkan dukungan baik dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Karena secara umum, kesetaraan gender masih agak sulit diterapkan sepenuhnya. Menurut survei yang dilakukan oleh American Association of University Women (AAUW), anak perempuan menerima perhatian yang lebih sedikit dibandingkan anak laki-laki di kelas.

Hal tersebut akibat anak laki-laki dianggap lebih aktif atau nakal sehingga harus lebih dipantau. Termasuk dalam mengemukakan pendapat, mereka lebih banyak ditanggapi dibandingkan dengan siswa perempuan.

Baca Juga: Berikut Ini Merupakan Kemampuan yang Harus Dimiliki Pendidik Terkait Potensi yang Ada pada Setiap Murid

Secara tidak langsung ini akan menyebabkan siswa perempuan kesulitan berbicara karena kurang diperhatikan. Sehingga akan mengalami kesulitan saat perlu menyampaikan sesuatu yang penting, atau jadi seperti mengalah dalam diskusi.

Karena itu bukan hanya siswa yang perlu memiliki kesadaran gender, tapi juga para pendidik di sekolah. Hal ini bisa dicapai dengan menerapkan beberapa hal berikut:

1. Menjadi Contoh

Karena para siswa, khususnya siswa yang masih kecil, sering belajar dengan cara meniru, guru memang harus berhati-hati dengan asumsi pribadinya tentang gender. Cara guru membedakan perlakuan antara siswa perempuan dan laki-laki bisa dianggap sebagai pembenaran oleh siswa.

2. Materi Pembelajaran Bebas Stereotipe Gender

Dalam menyusun materi pembelajaran harus ditekankan kesetaraan gender. Misalnya kegiatan rumah tangga bukan hanya dilakukan atau kewajiban perempuan, dan bos di kantor bukan hanya laki-laki.

Baca Juga: Jawaban Soal Satuan Pendidikan Yang Mampu Menjamin Dan Memenuhi Hak hak Anak Dalam Setiap Aspek Adalah

Dengan begitu para siswa memahami bahwa gender tidak selalu menjadi stereotipe sebuah posisi atau jabatan.

3. Menghindari Pembentukan Karakteristik Khusus

Misalnya soal menangis bukan hanya karakteristik perempuan dan yang mampu berkelahi bukan hanya laki-laki. Jika perlu mempertahankan diri, perempuan bisa berkelahi, atau dalam situasi sedih atau kehilangan, laki-laki juga boleh menangis.

4. Jangan Memberi Label

Anak perempuan yang bermain alat pertukangan atau mainan khas anak laki-laki jangan diberi label “seperti anak laki-laki.” Hal yang sama jika anak laki-laki memasak atau membuat kue, jangan diberi label “seperti anak perempuan.” Anak harus dibiasakan bahwa apapun kemampuan mereka tidak ada hubungannya dengan gender.

5. Menggabungkan Kegiatan dan Kesamaan Materi

Jika bukan sesuatu yang spesifik gender, biasakanlah kegiatan atau materi pembelajaran diberikan atau diterapkan secara umum. Agar semua siswa menyadari bahwa apapun gender mereka, semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan belajar.

Baca Juga: Jawaban Soal Berikut Yang Bukan Merupakan Hak Asasi Manusia Adalah? Inilah Jawaban Paling Tepat!

6. Menggunakan Contoh Nyata

Cara terakhir adalah memperkenalkan kesetaraan gender menggunakan contoh nyata. Gunakan contoh dalam buku pelajaran, atau buku bacaan, atau kasus hukum, pelajaran sejarah, termasuk perubahan budaya yang terjadi saat ini.

Pada dunia modern saat ini, banyak contoh prestasi yang dicapai oleh para wanita yang pada jaman dulu dianggap “terlalu laki-laki.” Seperti atlet angka besi, kapten kapal laut, pilot, dan banyak profesi lain yang disebut “dunia dominasi pria.”

Hal serupa, banyak prestasi di “dunia wanita” yang kini diisi oleh pria, seperti koki, penjahit, dan banyak lainnya. Dengan semua hal tersebut, siswa dapat diberikan pengertian mengenai kesetaraan gender.***

Disclaimer: INFOTEMANGGUNG.COM tidak mengijinkan artikel dicopy paste atau dilakukan sindikasi dengan alasan apapun.

Editor: Rian Dwi Atmoko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah