Oleh karena itulah, teori Gujarat kerap dipakai atau dikaitkan dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
Dengan maraknya kawin silang antara bangsa Gujarat dengan penduduk lokal, penyebaran agama serta budaya Islam di Indonesia mulai berkembang pesat.
Banyak sekali para penduduk lokal yang tertarik dan akhirnya memeluk agama Islam. Dengan keyakinan mereka yang baru, maka tak jarang terdapat perkampungan Islam yang tersebar di seluruh wilayah pesisir Indonesia.
Selain itu, dengan perkembangan Islam yang begitu pesat ini, maka pedagang-pedagang Islam lainnya pun mulai berdatangan seperti para pedagang dari Arab asli atau dari sekitaran wilayah Persia.
Masih dalam Teori Gujarat, sejarah masuknya Islam ke Indonesia diperkirakan telah ada sejak abad ke 7 atau 8 masehi. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya perkampungan muslim yang berada di sekitaran selat Malaka.
Meskipun begitu, perkembangan Islam hanya berada di sekitaran area pesisir saja. Hingga pada abad ke 13 masehi, atau tepatnya pada tahun 1267 kerajaan islam pertama di Indonesia mulai berdiri yaitu Kerajaan Samudera Pasai yang berada di wilayah Aceh.
Dengan berdirinya kerajaan Islam di Aceh, maka mulailah penyebaran Islam ke seluruh pelosok negeri.
Sejarah masuknya Islam ke Indonesia khususnya wilayah Jawa tidak hanya dilakukan oleh para pedagang luar atau bangsa luar.
Islam mulai dikenal di tanah Jawa berkat peranan dari Wali Songo. Merekalah yang berjasa atas penyebaran agama Islam di Jawa dengan menggunakan beragam metode dakwah agar Islam dapat diterima sepenuhnya di wilayah tersebut.