Network
Baca Juga: Apa Peran Komputer di Sekolah terhadap Perubahan Sosial Budaya yang Terjadi? Ini Jawabannya
Menyelesaikan apa pun saat suasana hati sedang buruk itu sulit, bahkan untuk anak-anak di kelas.
Ketika sekolah menggunakan furnitur yang membuat siswa merasa tidak nyaman, seperti tempat duduk yang menyakitkan dan ukuran meja yang salah, hal itu dapat mengganggu mereka dan menyebabkan suasana hati yang buruk, dan menghambat fokus mereka.
Siswa juga mungkin merasa terjebak saat berada di dalam kelas. Perasaan ini dapat mengalihkan perhatian siapa pun dari fokus utama belajar.
Sekolah harus mampu menciptakan siswa yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur.
Oleh karena itu, sekolah perlu membangun budaya positif di lingkungan belajar siswa.
Budaya positif tidak hanya sebatas menghafal materi dalam buku tetapi juga harus dipraktekkan dalam interaksi siswa di sekolah.
Membangun budaya postitif di sekolah dapat dimulai dengan membiasakan kegiatan-kegiatan sederhana seperti kerja bakti dan kebiasaan 3S (Senyum, Salam, Sapa), toleransi dan nasionalisme.
Kegiatan-kegiatan yang sederhana jika dilakukan berulang kali akan menjadi kebiasaan yang mendarah daging dalam kehidupan siswa.
Baca Juga: Bagaimana Pelaksanaan Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran Yang Kontekstual?
