Aspek itu mencakup kondisi emosional dan kemampuan sosial sang murid sebelum memulai kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan asesmen diagnostik non kognitif dapat melalui beberapa tes, antara lain:
- Tes kepribadian, seperti tes NSQ, tes MMPI, tes TAT, dan lainnya.
- Tes minat, misalnya tes RMIB, tes Kuder.
- Tes sikap, contohnya tes Kraepelin.
Kedua jenis asesmen ini dilakukan beriringan karena sama pentingnya. Aspek kognitif dan aspek non kognitif saling memengaruhi.
Murid tidak hanya perlu memiliki kemampuan intelektual yang baik, tetapi mereka juga perlu memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik.
Begitu pula dengan aspek psikologis, sebab akan berkaitan dengan bagaimana dia meningkatkan kemampuan intelektual.
Bisa jadi ketika anak nampak kurang perkembangan intelektualnya, sejatinya bukan karena anak itu tidak cerdas. Akan tetapi, bisa pula karena ada masalah psikologis pada diri anak tersebut.
Itulah mengapa tes kognitif serta non kognitif penting dilakukan sebelum memulai pembelajaran.
Demikian ulasan kunci jawaban bagaimana cara kita mengenali kemampuan dan kebutuhan murid. Penjelasan yang telah dijabarkan di atas diharapkan mampu menjadi referensi tambahan bagi guru.***
Disclaimer: Dilarang keras melakukan copy paste atau tindakan sindikasi pada artikel ini. Artikel ini disusun untuk menjadi rujukan penunjang bagi guru dalam mempelajari Modul 1.