Setelah diketahui dengan baik, barulah guru menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki murid dan kebutuhan dan murid punyai.
Cara mengenali kemampuan dan kebutuhan itu melalui asesmen diagnostik.
Asesmen diagnostik diartikan sebagai aktivitas pra-penilaian guru terhadap murid-muridnya. Pra-penilaian ini bertujuan mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, pengetahuan, serta keterampilan murid.
Setelah semuanya teridentifikasi dan terhimpun informasinya, maka guru bisa menyusun rencana pembelajaran dengan cermat dan teliti.
Baca Juga: Sebutkan Dampak Pemaksaan Jangka Panjang bagi Murid, Jawaban Cerita Reflektif Modul 1
Di dalam pelaksanaannya, asesmen diagnostik ini dirincikan lagi menjadi dua jenis, yaitu asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif.
Asesmen diagnostik kognitif merupakan asesmen yang dilaksanakan secara rutin, mulai dari awal perkenalan topik, tengah pembelajaran, hingga akhir pembelajaran.
Pelaksanaan asesmen yang bersifat kognitif harus meliputi tiga langkah, yakni:
- Pembuatan rencana pelaksanaan asesmen.
- Mengidentifikasi materi asesmen.
- Membuat atau menyusun 10 pertanyaan sederhana.
Bahasa mudahnya, asesmen diagnostik yang kognitif ialah penilaian yang berhubungan dengan potensi intelektual seorang murid.
Sementara itu, asesmen diagnostik non kognitif adalah penilaian yang dimaksudkan untuk mengukur aspek psikologis murid.