Network
Rumah untuk Bi Dinah
Di hari Minggu pagi penduduk dusun di Pegunungan Dieng dikagetkan musibah kebakaran pada rumah yang ditinggali keluarga Bi Dinah. Tak berpikir panjang, Bi Dinah yang kaget atas peristiwa ini lari keluar rumah dengan minta tolong diikuti seluruh keluarganya.
Kaki Bi Dinah terasa berat untuk digerakkan, tetapi ia terus lari. Kemudian kakinya hanya diseret saja sampai mencapai pohon asam.
Badan Bi Dinah menggigil. Ia duduk lemas tak berdaya sambil menyaksikan rumahnya yang dilalap api. Dia membayangkan diri dan keluarganya tidur di alam terbuka nanti.
Masyarakat yang mendengar peristiwa ini seketika datang lalu berusaha membantu. Sebagian mencoba menyelamatkan barang-barang yang terbakar, Sebagian lagi memadamkan api, kemudian beberapa orang menggalang dana.
Di waktu singkat terkumpul sumbangan untuk keluarga Bi Dinah. Tidak berhenti sampai di situ saja. Masyarakat bersama pemerintah dusun menunjukkan kepedulian tinggi pada korban kebakaran.
Mereka berharap Bi Dinah secepatnya mendapat tempat tinggal layak dan dapat berkegiatan seperti semula. Dengan semangat, mereka bergotong royong membangun rumah sementara bagi keluarga Bi Dinah.
Lebih dari 46 warga berpartisipasi membangun rumah, dimulai sejak pagi hari. Di sore hari, rumah sementara ini sudah selesai dan siap untuk ditinggali keluarga Bi Dinah.
Bagaimana perasaan Bi Dinah terhadap bantuan warga dusun? Terangkan jawabanmu!
Jawaban : Bi Dinah dan keluarganya merasa sangat bahagia memperoleh bantuan dari masyarakat dusun mereka.
