Teman-Teman Mahasiswa, pada Pertemuan Terakhir Ini, Kita Akan Mengulas Kutipan Menarik dari Hocker dan Wilmot

12 Juni 2024, 08:00 WIB
Teman-Teman Mahasiswa, pada Pertemuan Terakhir Ini, Kita Akan Mengulas Kutipan Menarik dari Hocker dan Wilmot /Pexels.com /CoWomen/

INFOTEMANGGUNG.COM – Berikut inilah contoh jawaban teman-teman mahasiswa, pada pertemuan terakhir ini, kita akan mengulas kutipan menarik dari Hocker dan Wilmot (1997: 35) yaitu, “Perilaku komunikasi sering menciptakan konflik. Perilaku komunikasi mencerminkan konflik. Komunikasi merupakan alat untuk manajemen konflik yang produktif ataupun destruktif.”

Studi kasus kutipan menarik dari Hocker dan Wilmot (1997: 35) terkait manajemen konflik ini menarik untuk dibahas.

Yuk perhatikan pembahasan kutipan menarik dari Hocker dan Wilmot (1997: 35) terkait manajemen konflik ini.

Baca Juga: Dengan Menganggap Unity Produksi Bekerja Efisien, Apakah Kita Bisa Menghitung Biaya dan Penentuan Harga?

Manajemen konflik merupakan sebuah usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah dan menghindari terjadinya konflik.

Hal ini dilakukan agar bisa mengurangi risiko yang dapat mengganggu kinerja organisasi.

Dengan manajemen konflik yang efektif, organisasi dapat mengidentifikasi potensi konflik sejak dini dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

Hal ini termasuk membangun komunikasi yang baik, menetapkan aturan yang jelas, dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.

Selain itu, manajemen konflik juga melibatkan penyelesaian konflik yang sudah terjadi dengan cara yang konstruktif, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi kinerja dan produktivitas organisasi.

Untuk teman-teman yang penasaran, yuk simak contoh jawaban berikut ini.

Soal Lengkap

Teman-teman mahasiswa, pada pertemuan terakhir ini, kita akan mengulas kutipan menarik dari Hocker dan Wilmot (1997: 35) yaitu, “Perilaku komunikasi sering menciptakan konflik.

Perilaku komunikasi mencerminkan konflik. Komunikasi merupakan alat untuk manajemen konflik yang produktif ataupun destruktif.”

Coba diskusikan apa yang bisa Anda tangkap dari pernyataan tersebut?

Serta, berikan bentuk strategi manajemen konflik yang tepat dalam sebuah organisasi.

Contoh Jawaban

Ya, saya sependapat dengan kutipan tersebut.

Dalam hal ini, perilaku komunikasi dapat menimbulkan konflik jika digunakan dengan tidak baik dan oleh orang yang salah.

Perilaku komunikasi menciptakan konflik ketika ada ketidaksepahaman atau miskomunikasi antar individu atau kelompok.

Namun, perilaku komunikasi juga mencerminkan konflik yang sudah ada, karena melalui komunikasi, kita bisa melihat adanya perbedaan pendapat, kebutuhan, atau nilai yang bertentangan.

Komunikasi juga merupakan alat yang sangat penting dalam manajemen konflik, baik untuk menyelesaikan konflik secara produktif maupun destruktif.

Oleh karena itu, dibutuhkan langkah konkrit yang dapat menghindari perilaku komunikasi yang negatif, seperti edukasi dan pendampingan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi hubungan dan dinamika dalam organisasi, individu dapat belajar untuk berkomunikasi lebih efektif dan mengurangi potensi konflik yang destruktif.

Terdapat beberapa strategi manajemen konflik yang tepat dalam sebuah organisasi, antara lain:

- Mencegah Konflik Destruktif: Mengidentifikasi potensi konflik sejak dini dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah eskalasinya.

Ini bisa melibatkan pemantauan dinamika tim dan memastikan bahwa komunikasi tetap terbuka dan transparan.

- Melibatkan Semua Pihak dalam Komunikasi: Mendorong partisipasi aktif dari semua anggota organisasi dalam proses komunikasi.

Dengan demikian, semua orang merasa didengar dan dihargai, yang dapat mengurangi perasaan tidak adil atau diabaikan yang sering menjadi sumber konflik.

- Menghadirkan Komunikasi Efektif: Mengajarkan keterampilan komunikasi yang efektif kepada anggota organisasi, seperti mendengarkan dengan empati, mengartikulasikan pendapat dengan jelas, dan mengelola emosi dengan baik.

- Memberikan Penerapan Aturan Baku: Menetapkan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk mengatasi konflik.

Dengan adanya aturan baku, anggota organisasi memiliki panduan yang jelas tentang bagaimana menangani perselisihan dan konflik.

- Menciptakan Suasana Kerja Harmonis: Membangun budaya organisasi yang menghargai kerjasama dan kolaborasi.

Ini bisa mencakup kegiatan team-building, pengakuan terhadap pencapaian individu dan tim, serta menciptakan lingkungan kerja yang positif.

- Menciptakan Suasana Akomodatif: Mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dan akomodatif terhadap perbedaan.

Dengan fleksibilitas dan keterbukaan terhadap pandangan yang berbeda, organisasi dapat menemukan solusi yang lebih baik dan inovatif untuk masalah yang dihadapi.

Referensi: Modul UT dan smkbahagia.sch.id

Baca Juga: 15 Latihan Soal PLBJ Kelas 3 SD Bab 8 Kurikulum Merdeka Topik Budaya Betawi dilengkapi Kunci Jawaban

Jadi, itulah contoh jawaban terkait kutipan menarik dari Hocker dan Wilmot (1997: 35) terkait manajemen konflik.***

Disclaimer:

Kebenaran jawaban diatas tidak mutlak. Jawaban tersebut bersifat terbuka sehingga bisa dieksplorasi lagi lebih lanjut.

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler