Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 104 105 Kurikulum Merdeka: Penyebar Islam di Afrika Selatan

20 Februari 2024, 08:38 WIB
Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 104 105 Kurikulum Merdeka: Penyebar Islam di Afrika Selatan /Pexels.com / Nothing Ahead/

INFOTEMANGGUNG.COM - Adik-adik kelas 7, kita akan belajar tentang penyebar agama Islam di Afrika. Inilah kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 104 105 Kurikulum Merdeka: Penyebar Islam di Afrika Selatan.

Untuk lebih tahu Penyebar Islam di Afrika Selatan, baca dengan baik kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 104 dan 105 Kurikulum Merdeka.

Pada soal IPS kelas 7 halaman 104 dan 105 ini, kalian diminta untuk mempelajari penyebar Islam di Afrika Selatan.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 111 Kurikulum Merdeka: Kekayaan Sumber Daya Alam

Sebelum melihat kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 104 dan 105 ini, kalian diharapkan dapat terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.

Pakailah kunci jawaban ini sebagai panduan dan pembanding untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 104 105 Kurikulum Merdeka: Penyebar Islam di Afrika Selatan

Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 104

Soal 1. Siapa Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan?

Jawabannya:

Syekh Yusuf berasal dari keluarga bangsawan tinggi di kalangan suku bangsa Makassar dan memiliki pertalian kerabat dengan raja-raja Banten, Gowa dan Bone.

Syekh Yusuf lahir pada 8 Syawal 1036 Hijriah atau 3 Juli 1626 Masehi di Desa Parang Loe (Tallo).

Nama lengkapnya adalah Syekh al-Haj Yusuf bin Abdullah bin Abi Khayri al-Munjalawy al-Makassary atau Tuanta Salamaka ri Gowa.

Yang artinya Guru Kami yang Agung dari Gowa.

Nama tersebut merupakan pemberian dari Sultan Alauddin, Raja Gowa ke XIV, yang mentasbihkan Syekh Yusuf menjadi anak angkat raja.

Syekh Yusuf belajar bahasa Arab, ilmu fiqh dan ilmu-ilmu syariat lainnya di padepokan Bontoala yang diasuh oleh Syekh Sayyid Ba’Alwi bin Abdullah al-Allamah Thahir.

Syekh Yusuf merantau ke Aceh untuk bertemu Syekh Nuruddin Hasanji al-Raniri yang dikenal dengan nama Nuruddin Ar Raniri.

Pada 1672, Banten juga tengah gigih melawan Belanda. Syekh Yusuf berada di pihak Sultan Ageng bersama pasukan Makassar.

Karena kekuatan yang tidak sebanding, maka Banten menyerah pada tahun 1682.

Setelah itu, Syekh Yusuf menjalani hidup dalam masa pembuangan. Awalnya ia ditahan di Cirebon dan Batavia.

Namun, pemerintah Belanda masih merasa terancam dengan pengaruhnya sehingga Syekh Yusuf dan keluarga diasingkan ke Srilanka pada September 1684.

Belanda masih tetap merasa terancam karena Syekh Yusuf dapat dengan mudah mempengaruhi pengikutnya untuk memberontak.

Pada bulan Juli 1693, Syekh Yusuf kembali dibuang ke Afrika Selatan bersama dengan 49 pengikutnya.

Di sana, Syekh Yusuf kembali melakukan dakwah. Ia tinggal di Tanjung Harapan hingga wafat pada 23 Mei 1699 dalam usia 73 tahun.

Ia juga mendirikan sebuah komunitas muslim di Cape Town..

Setelah kematiannya, jasad Syekh Yusuf baru dikembalikan ke Indonesia enam tahun kemudian pada 1705.

Keranda yang dibawa dari Cape Town kemudian ditempatkan di Istana Raja Gowa selama sehari semalam untuk memberikan kesempatan kepada sanak keluarga dan penghulu adat mengucapkan doa perpisahan.

Atas jasanya, Syekh Yusuf mendapat dua penghargaan sebagai pahlawan nasional dari Indonesia pada 9 November 1996 dan dari pemerintah Afrika Selatan pada 23 September 2005.

Baca Juga: 55 Soal PTS Bahasa Indonesia Kelas 7 Semester 2 Kurikulum Merdeka, UTS dan Kunci Jawaban Pilihan Ganda Esai

Soal 2. Bagaimana peran beliau di Indonesia?

Jawabannya:

Syekh Yusuf memiliki peran sebagai ulama yang menyebarkan Islam di Indonesia.

Beberapa buku keagamaan berbasis tasawuf ditulisnya untuk masyarakat Indonesia.

Disamping menyebarkan Islam, Syekh Yusuf juga berperan sebagai penasihat kerajaan dan berperan terhadap perlawanan kepada Belanda.

Kunci Jawaban Halaman 105

- Bagaimana perbedaan orang-orang Indonesia yang merantau ke Malaysia
pada masa lalu dan masa kini?

Jawabannya:

Pada masa lalu:

Orang Indonesia merantau ke Malaysia sebagai budak perkebunan.

Banyak tenaga kerja dari Indonesia, khususnya dari Jawa yang dikirim untuk bekerja di Semenanjung Malaya sebagai buruh perkebunan kelapa sawit dan karet.

Karena orang Jawa dikenal pekerja yang baik, mereka direkrut pemerintahan kolonial Inggris dengan membuka kantor perekrutan di kota besar di Jawa.

Tak hanya orang Jawa, orang Indonesia dari suku lain, seperti dari Pulau Sumatera juga berimigrasi ke negeri Jiran tersebut.

Mereka mendirikan pemukiman yang dikenal dengan Kampung Padang Jawa.

Pada masa kini:

Pada masa kini, orang-orang Indonesia merantau ke Malaysia untuk bekerja. Jenis pekerjaan yang tentunya berbeda dari masa lalu.

Pekerjaan yang dilakukan saat ini pun sangat beragam, tidak terbatas pada seorang buruh perkebunan saja.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 88 Kurikulum Merdeka: Zaman Berdasarkan Arkeologis

Selain karena pekerjaan, orang-orang Indonesia merantau ke Malaysia untuk mengenyam pendidikan.

Demikian kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 104 105 Kurikulum Merdeka: Penyebar Islam di Afrika Selatan. Semoga bermanfaat.***

Disclaimer:

Jawaban yang tertera di atas sifatnya tidak mutlak.
Jawaban tersebut bersifat terbuka sehingga bisa dieksplorasi lagi lebih lanjut.

 

 

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Buku.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler