Alasan mengapa pasar ini disebut Pasar Gede, lantaran bangunan dari pasar ini menyerupai sebauh benteng dimana pintu masuknya beratap lebar nan besar layaknya sebuah pintu yang ada di istana.
Sementara nama Hardjonagoro, nama itu diambil dari nama seorang keturunan Tiongkok yang dianugerahi gelar KRT dari pihak Keraton Surakarta.
Selain menjadi tempat bertransaksi para pembeli dan penjual, pasar ini menjadi salah satu bukti adanya akulturasi budaya dari warga Solo. Penggabungan 3 budaya ini melahirkan keindahan serta menjadi satu kesatuan yang begitu harmoni.
Uniknya Pasar Gede Hardjonagoro
Salah satu daya tarik dari pasar ini terletak pada keunikan bangunannya. Terdapat dua bangunan yang saling terpisah dan berseberangan.
Di bagian utama gedung pasar, kamu akan menemukan beragam penjual yang berdagang kebutuhan sehari-hari. Contohnya seperti keperluan dapur, hingga bahan makanan.
Baca Juga: Pura Mangkunegaran, Istana Luas dengan Bagunan Tanpa Paku, Lokasi Pernikahan Kaesang Pangarep
Kemudian, di gedung satunya kamu akan melihat beragam penjual buah-buahan yang memiliki kualitas terbaik, serta beraneka ragam makanan serta jajanan khas kota Solo.
Selain itu, disini kamu bisa membeli beragam jenis pakaian seperti batik maupun alas kaki dengan harga yang sangat terjangkau.
Lantai dua pasa menjual bermacam-macam daging.
Modernnya Pasar Gede Hardjonagoro
Sebagai salah satu objek wisata khas Solo, tentu Pasar Gede Hardjonagoro ini beberapa kali diperbaharui infrastrukturnya untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya.