Pasar Gede Saksi Kehidupan Masyarakat Kota Solo, Turis Mancanegara pun Menyukai Pasar Wisata Solo ini

- 1 Desember 2022, 09:09 WIB
Pasar Gede Saksi Kehidupan Masyarakat Kota Solo, Turis Mancanegara pun Menyukai Pasar ini
Pasar Gede Saksi Kehidupan Masyarakat Kota Solo, Turis Mancanegara pun Menyukai Pasar ini /Pemkot Solo/

INFOTEMANGGUNG.COM - Membicarakan wisata Solo tidak akan lengkap tanpa membahas Pasar Gede. Pasar yang satu ini memang unik dan klasik, sehingga membuat  pasar menjadi salah satu tujuan wisata yang sayang dilewatkan. 

Pasar Gede Hardjonagoro nama lengkapnya. Pasar ini merupakan pasar terbesar yang ada di Jawa Tengah. Terletak di pusat kota Solo, di jalan utama dan usia dari pasar ini lebih tua dari kemerdekaan Indonesia. 

Ini pasar paling komplit di Solo. Gedungnya besar karena itu dinamakan Pasar Gede. Pasar ini didirikan di awal abad XX dan menjadi saksi dari dinamika kehidupan warga Solo yang berinteraksi di dalamnya.

Di awalnya penjualnya berkebaya dengan kain jarit, sedangkan pedagang laki-laki mengenakan beskap dan blangkon. Tiap hari wakil keraton akan menarik pajak.

Pasar Gede mulanya dibangun di tanah titipan yang didiami Babah China berpangkat Mayor yang mendirikan warung-warung kecil yang berjejer sampai Warung Miri (yaitu kelompok penjual bumbu dapur) dan Warung Pelem (mangga) yang menjual buah terutama mangga.

Warung-warung kecil diminta masuk ke Pasar Gede setelah dibangin hingga sekarang. Pasar pernah terbakar habis di sekitar tahun 2000 dan kini sudah dibangun kembali lebih mentereng.

Baca Juga: Sukasikuda Stable, Wisata Baru Sukoharjo dan Sekolah Berkuda yang Tidak Boleh Dilewatkan Semua Pecinta Kuda

Pasar ini dibangun pada tahun 1927 sampai tahun 1930. Di desain oleh arsitek asal Belanda yang bernama Ir. Herman homas Kartsen, serta diresmikan oleh Sultan Pakubuwono X.

Selain menjadi salah satu tempat perputaran ekonomi masyarakat Solo, ternyata pasar Gede memiliki beragam kekhasan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Pasar ini dibangun dengan menggabungkan unsur budaya Belanda, Tiongkok serta Jawa. 

Halaman:

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: turisian.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x