Ini Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Magelang yang Bisa Kamu Kunjungi, Nomor 3, 24 Jam Tak Pernah Sepi

3 Juli 2023, 08:46 WIB
Ini Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Magelang yang Bisa Kamu Kunjungi, Nomor 3, 24 Jam Tak Pernah Sepi /instagram @prastowobudi_/

INFOTEMANGGUNG.COM - Magelang, sebuah kota yang sarat dengan keindahan spiritual, mempersembahkan destinasi wisata religi yang mengundang para peziarah dan pencari ketenangan.

Di balik keindahan alamnya, Magelang juga menjadi tempat bersemayamnya makam para ulama yang dihormati. Destinasi wisata religi ini juga menawarkan kesempatan untuk merefleksikan diri dan memperdalam pemahaman tentang ajaran agama.

Para pengunjung dapat membaca Al-Quran, berdoa, atau bermeditasi di sekitar makam, menemukan kedamaian dan hikmah dalam setiap momen.

Baca Juga: Ini Dia 7 Destinasi Wisata Favorit di Kota Batam, Jangan Lewatkan Nomor 3 yang Membawa Pengalaman Tak Terlupa

Berikut ini kami bagikan info tentang deretan wisata religi di Magelang yang bisa dikunjungi

1. Makam Syekh Subakir, Gunung Tidar

Gunung tidar adalah sebuah bukit menjulang setinggi 503 mdpl yang terletak di tengah Kota Magelang. Ditumbuhi hutan pinus seluas 70 hektar menjadikan Gunung Tidar mendapat sebutan Paru-Paru Kota Magelang.

Makam Syekh Subakir sendiri berlokasi di Desa Magersari, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah. Tempat wisata religi ini selalu ramai pengunjung baik di hari libur maupun hari biasa.

Melansir dari penuturan juru kunci Gunung Tidar, Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau. Konon, setelah menaklukkan para penunggu Gunung Tidar, Syekh Subakir melanjutkan menyebarkan ajaran Islam ke daerah lainnya.

Petilasan Syekh Subakir sebelumnya hanya ditandai dengan kijing kayu. Namun, setelah dilakukan pemugaran kijing tersebut diletakkan di pendopo dan diganti dengan batu fosil yang berasal dari Tulungagung. Makam Syekh Subakir kini sudah dikelilingi pagar tembok yang berbentuk lingkaran dan tanpa atap.

Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus menaiki sekira 1002 anak tangga. Di puncak Gunung Tidar terdapat lapangan yang cukup luas. Tepat di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah Tugu dengan simbol huruf Sa (dibaca seperti pada kata Solok) dalam tulisan Jawa pada tiga sisinya.

Menurut juru kunci Gunung Tidar, huruf Sa tersebut bermakna Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya). Masyarakat percaya bahwa tugu ini merupakan Pakunya Tanah Jawa, yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman.

Selain Makam Sykeh Subakir, terdapat 3 makam lainnya di Gunung Tidar yang biasa diziarahi pengunjung, yakni Makam Kyai Sepanjang, Makam Pangeran Purboyo dan Makam Eyang Semar.

Destinasi wisata religi ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti, area parkir kendaraan, toilet, taman, tempat bermain, tempat istirahat, rumah makan, oleh-oleh (kaos, kerajinan tangan, lukisan, makanan khas Kota Magelang) dan masih banyak lagi.

Dari info yang didapat, Pemerintah Kota Magelang melakukan penarikan retribusi tiket masuk bagi pengunjung Gunung Tidar per tanggal 3 Oktober 2017 sebesar Rp.3.000 per orang. Sedangkan untuk harga parkir, sepeda motor Rp.3.000, parkir mobil Rp.5.000, dan parkir bus Rp.10.000.

2. Makam KH Anwari Siradj, Payaman 

Makam KH Anwari Siradj berada tepat di belakang Masjid Agung Payaman yang terletak di Jalan raya Semarang-Yogyakarta, di Kauman, Payaman Secang, Magelang. Lokasinya cukup mudah dikenali karena terletak tepat di pinggir jalan raya utama Kota Magelang.

Tak hanya dikenal menjadi salah satu ulama penggagas senjata bambu runcing sebagai senjata pejuang kemerdekaan Indonesia, KH Anwari Siradj juga terkenal dengan kedigdayaan ilmu karomahnya.

KH Anwari Siradj oleh masyarakat dikenal pula dengan panggilan Romo Agung, gelar kehormatan itu diberikan oleh tentara Belanda karena beliau berhasil menghalau awan panas dan lahar erupsi Gunung Merapi yang mengancam wilayah Kota Magelang yang pada zaman itu menjadi markas dan pusat Pemerintahan Gubernur Belanda.

Pada tahun 1947, KH Anwari Siradj mendirikan Pondok Pesantren Kidul di Dusun Karang Geneng, Payaman. Namun, pada tahun 1957, Pondok Pesantren Kidul dipindah ke samping Masjid Agung Payaman agar lebih dekat dengan rumah beliau.

Tepat di sisi depan Masjid Agung Payaman, terdapat sebuah asrama atau pondok yang didirikan oleh KH Anwari Siradj. Pondok tersebut dinamakan Pondok Sepuh, karena memang sejak dulu santri KH Anwari Siradj yang menghuni pondok tersebut adalah orang-orang sepuh atau lanjut usia.

3. Makam Kyai Nahrowi Dalhar, Watucongol

Kyai Nahrowi Dalhar atau lebih dikenal masyarakat dengan Mbah Dalhar dimakamkan di Karaharjan, Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Kawasan yang terletak di sebuah bukit dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dan ditumbuhi pring atau bambu ini memberikan kesan nyaman dan tentram bagi pengunjung. Tak hanya tempatnya yang indah, namun penduduk lokalnya pun sangat ramah kepada pengunjung.

Untuk mencapai puncak lokasi ini, pengunjung harus menaiki sekira 222 anak tangga. Di sepanjang perjalanan menaiki anak tangga, pengunjung juga bisa melafalkan Asmaul Husna yang digantungkan tepat di atas anak tangga.

Perjalanan menuju puncak kemungkinan menghabiskan waktu sekira 20 menit. Namun, walaupun terhitung singkat, perjalanan tersebut lumayan menghabiskan tenaga karena jalannya yang cukup menanjak. Ada banyak kios yang menjual makanan, pernak-pernik dan oleh-oleh di samping tangga.

Jika sudah sampai puncak, pengunjung tak hanya mendapati Makam Mbah Dalhar, terdapat pula makam-makam para auliya dan tokoh agama lainnya, seperti Kyai Raden Santri (Pangeran Singosari Mataram) dan Kyai Krapak III.

Kompleks pemakaman ini tidak pernah sepi dari peziarah, terutama pada bulan Muharram. Setiap hari, tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh ribuan peziarah yang datang baik dari dalam maupun luar Magelang,

4. Makam KH. Chudlori, Tegalrejo

Makam KH. Chudlori terletak di Desa Bungkus, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya di belakang Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, sebuah majelis ilmu yang didirikan oleh beliau pada tanggal 15 September 1944.

Saat ini kondisi area makam sudah diperluas, sehingga bisa menampung ribuan jamaah.Tempat ziarah ini sudah memiliki fasilitas dan pelayanan yang memadai seperti area parkir kendaraan, mushola, kamar mandi/MCK, tempat penginapan. Di sekitar kompleks juga banyak warung yang menjajakan makanan dan pakaian muslim.

Baca Juga: Destinasi Wisata Sejarah Paling Menarik di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, Nomor 4 Penuh Sejarah

Lokasi Makam Kh. Chudlori kini makin mudah dijangkau dengan adanya panduan denah dari arah terminal Magelang menuju arah Salatiga. Pengunjung bisa mencapai tempat ini dengan menggunakan berbagai transportasi dari bus umum, mobil, motor pribadi.

Area parkirnya pun cukup luas bisa menampung sampai 8 bus. Namun, bagi pengunjung yang menggunakan bus besar harus parkir sedikit jauh dari lokasi dan perlu berjalan kaki sekira 500 meter.

5. Makam KH Hasan Asy’ari (Mbah Mangli), Ngablak

KH. Hasan Asy’ari atau lebih dikenal dengan panggilan Mbah Mangli wafat pada akhir tahun 2007. Beliau dimakamkan di area pemakaman keluarga Mangli, di sebelah kiri kompleks Pondok Pesantren Mangli di lereng Gunung Andong, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.

Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus memasuki gapura rumah Mbah Mangli yang merupakan bagian terdepan bangunan pondok. Setelah itu, menyusuri koridor pendek, pengunjung selanjutnya berbelok kiri melintasi jembatan beratap di atas jalanan desa.

Makam Mbah Mangli berada di sebuah pondok tertutup, di dalam ruangan yang membatasi dengan peziarah. Terdapat ruangan di samping makam yang cukup luas dipergunakan oleh para peziarah untuk berdzikir, tahlil, nderes Qur’an dan berdoa.

Ketika berada di dalam area makam, para peziarah tidak diperkenankan untuk mengambil dokumentasi dalam bentuk apapun.

Makam para ulama di Magelang menyimpan cerita-cerita mendalam tentang perjalanan rohaniah mereka dan dedikasi mereka dalam menyebarkan ajaran Islam.

Suasana khidmat dan tenang menyelimuti setiap sudut, memperkuat ikatan rohani pengunjung dengan agama mereka.

Pesona dan arti spiritual di setiap makam tersebut dapat dirasakan oleh para peziarah yang datang dengan tujuan mencari pencerahan dan berbagi doa.

Demikian info tentang deretan wisata religi di Magelang yang bisa dikunjungi yang kami himpun dari berbagai sumber.***

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler