Membiarkan dan mempercayai fitnah tanpa melakukan upaya untuk memeriksa kebenaran informasi tersebut sama-sama bertanggung jawab dalam menyebarkan kebohongan dan merusak reputasi seseorang.
Dalam Islam, kebenaran dan keadilan sangat ditekankan. Allah SWT menegaskan pentingnya memeriksa kebenaran informasi sebelum mempercayainya atau menyebarkannya. Dalam surat Al-Hujurat ayat 6, Allah SWT memerintahkan umatnya untuk memeriksa dengan teliti kebenaran suatu berita sebelum menyebarkannya:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat: 6)
Yang Membiarkan
Jika seseorang mengetahui bahwa suatu informasi adalah fitnah tetapi tetap membiarkannya dan mempercayainya, maka mereka turut bertanggung jawab atas dampak negatif yang ditimbulkan oleh fitnah tersebut.
Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk bertindak dengan kebijaksanaan, kejujuran, dan keadilan dalam menyikapi setiap informasi yang diterima, serta berusaha untuk memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya kepada orang lain.
Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 6 Halaman 21 Kurikulum 13: Macam-macam Hari Akhir/ Kiamat
Demikianlah, hukum fitnah dan menyebarkan hoaks dalam Islam sangat tegas dan mengandung konsekuensi yang serius.
Oleh karena itu, umat Muslim harus berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan berita, serta selalu memeriksa kebenaran dan keaslian setiap informasi sebelum menyebarkannya kepada orang lain. Dengan demikian, kita dapat menjaga keutuhan dan persatuan umat, serta membangun masyarakat yang lebih baik dan harmonis.***