Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah, 9 Hari Pertama Sangat Dianjurkan Dilakukan

- 20 Juni 2023, 08:48 WIB
Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah, 9 Hari Pertama Sangat Dianjurkan Dilakukan
Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah, 9 Hari Pertama Sangat Dianjurkan Dilakukan /pexels.com/khatscassim/

INFOTEMANGGUNG.COM - Bulan Dzulhijah telah tiba, banyak amalan utama yang bisa kita amalkan di awal-awal Dzulhijah. Salah satunya adalah melakukan puasa sunnah di bulan Dzulhijjah, terutama pada 9 hari pertama sangat diutamakan dan dianjurkan untuk dilakukan.

 

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang mulia, dengan berbagai amalan mulia terdapat di dalamnya.Selain itu, bulan ini menjadi momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia, karena terdapat peristiwa ibadah haji yang merupakan salah satu rukun dalam ajaran Islam.

Namun, tidak hanya ibadah haji saja yang menjadi keutamaan di bulan Dzulhijjah ini, tetapi juga ada berbagai amalan sunnah yang sangat dianjurkan dilakukan, terutama pada awal-awal bulan Dzulhijjah.

Pada awal Dzulhijjah, umat Muslim disunnahkan untuk berpuasa, selain pada hari Nahr (Hari Raya Idul Adha). Karena pada hari Nahr tersebut adalah hari raya, maka kita diharamkan untuk berpuasa.

Sedangkan pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari yang paling utama untuk berpuasa sunnah, dan hari-hari sebelumnya (1-8 Dzulhijjah), umat Muslim disyari’atkan untuk melakukan puasa.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat: Amalkan Amalan ini Insyaallah Hutang Berapapun Akan Lunas, Sungguh Luar Biasa

Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”

Hal ini menguatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan penekanan ibadah pada 10 hari awal Dzulhijjah tersebut daripada hari-hari lainnya. Hal ini sebagai dalil umum yang menunjukkan keutamaannya. Jika sepuluh hari pertama Dzulhijjah dikatakan hari yang utama, maka itu menunjukkan keutamaan beramal pada hari-hari tersebut.

Jika puasa di sepuluh hari awal Dzulhijjah dikatakan utama, maka itu menunjukkan bahwa puasa pada hari-hari tersebut lebih utama dari puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulannya, bahkan lebih afdhol dari puasa yang diperbanyak oleh seseorang di bulan Muharram atau di bulan Sya’ban. Puasa di sepuluh hari pertama Dzulhijjah bisa dikatakan utama karena makna tekstual yang dipahami dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Yang menjadi dalil keutamaan puasa pada awal Dzulhijjah adalah hadits dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …”

Kata Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah bahwa di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut.

Bagi umat Muslim yang tidak berhaji, dianjurkan untuk menunaikan puasa Arofah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Baca Juga: Ketahui 7 Fakta Luar Biasa Masjidil Haram, Banyak yang Belum Tahu

Hal ini berdasarkan hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arofah lebih utama daripada puasa ‘Asyuro. Di antara alasannya, Puasa Asyuro berasal dari Nabi Musa, sedangkan puasa Arofah berasal dari Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.

Keutamaan puasa Arofah adalah akan menghapuskan dosa selama dua tahun dan dosa yang dimaksudkan di sini adalah dosa-dosa kecil. Atau bisa pula yang dimaksudkan di sini adalah diringankannya dosa besar atau ditinggikannya derajat.

Demikian penjelasan mengenai keutamaan melakukan puasa sunnah di bulan Dzulhijjah. Semoga dapat dipahami dan bisa menjadi manfaat.***

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: rumaysho.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah