Bukan Tanpa Alasan Babi Diharamkan Dalam Islam, Ilmiah Mengungkap Fakta Sebenarnya

25 Juli 2023, 09:54 WIB
Bukan Tanpa Alasan Babi Diharamkan Dalam Islam, Ilmiah Mengungkap Fakta Sebenarnya /Pexels.com / mali maeder/

INFOTEMANGGUNG.COM - Babi merupakan salah satu hewan mamalia yang hidup di darat. Dalam islam, babi diharamkan.

Larangan mengonsumsi daging babi sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. Allah Swt secara gamblang menjelaskan larangan memakan daging babi dalam firman-Nya yaitu:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.”(QS. Al-Baqarah: 173)

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-Maidah: 3)

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.” (QS. An-Nahl: 115)

Baca Juga: Cara Menjawab Fii Amanillah yang Benar serta Waktu yang Tepat Untuk Mengucapkannya

Larangan tersebut mutlak harus dipatuhi oleh setiap muslim. Meski diharamkan, nyatanya ada saja orang-orang yang melanggar ketentuan tersebut. Beberapa oknum memakan daging babi karena menginginkanya.

Bahkan ada juga yang dengan curangnya menyampurkan apa yang ada pada babi dengan makanan lain, misalnya seperti kasus pedagang yang menggunakan minyak babi. 

Fakta Ilmiah Tentang Babi

Meski tidak dijelaskan secara spesifik dalam al-Qur'an alasan babi diharamkan, namun penjelasan ilmiah mengungkap faktanya. Para peneliti menemukan hal-hal janggal pada daging babi yang membahayakan manusia apabila dikonsumsi.

Menurut Harty Freitag, seorang Dosen Gizi Kesehatan dari UGM, mengatakan bahwa daging babi memiliki cacing pita yang dapat menginfeksi tubuh manusia.

Parasit yang ada pada babi yaitu trichinella spiralis atau raoundworm, tania solium atau tapeworm, dan toxoplasma gondi, dapat menyebar dan bersarang di tubuh sehingga akan menimbulkan komplikasi serius. 

Selain Harry, Dr. Inge Permadhi, spesialis ahli gizi dari MRCCC Siloam Hospital, Jakarta Selatan, mengungkap bahwa daging babi bisa menimbulkan infeksi parasit yang diakibatkan oleh cacing pita dan cacing truchinella spiralis. Cacing pada babi tidak dapat mati, sekalipun dimasak mereka hanya pingsan saja. 

Kedua ahli tersebut tersebut sama-sama mengatakan tidak boleh mengonsumsi daging babi dalam keadaan mentah atau setengah matang. 

Menurut pengakuan Dokter Samuel Oetoro, spesialis ahli gizi, orang yang terinfeksi parasit cacing pita akan sulit gemuk dan kekurangan sel darah merah. Kasus infeksi cacing pita biasanya terjadi pada anak-anak dan jarang dialami oleh orang dewasa.

Struktur DNA daging babi memiliki kemiripan dengan struktur DNA manusia, baik internal maupun eksternal. Makanya daging babi sering digunakan sebagai pengganti anatomi manusia dalam praktik mahasiswa kedokteran.

Akibat kesamaan itulah sistem metabolisme manusia sulit mencerna daging babi. Selain itu, hewan ini juga memiliki back fat tinggi dan mudah mengalami oxidative rancidity, sehingga secara struktur kimia tidak layak dikonsumsi.

Babi memiliki air seni melimpah yang masuk ke dalam darah dan dapat mengotori daging. Akibatnya, bau daging babi lebih amis dibanding hewan lain. Kalau dikonsumsi, asam urat dalam darah akan menjadi sampah dalam darah.

Asam urat terbentuk dari metabolisme tidak sempurna kandungan urine dalam makanan yang normalnya dikeluarkan sebagai kotoran. Sebanyak 98% asam urat dikeluarkan melalui urine dan dibuang lewat air seni.

Tak hanya itu, babi memiliki tingkat kesamaan SINE (Short Interperse Nucleotide Elemebt) dan LINE (Long Interperse Nucleotide Element) yang sangat tinggi sama seperti nanusia. Jadi, mengonsumsi babi sama saja seperti memakan manusia dan dikhawatirkan dapat memberikan kelainan pada generasi berikutnya.

Babi memiliki sifat yang buruk. Ia diklaim sebagai hewan yang paling jorok. Inilah yang menjadi salah satu satu alasan keharamannya.

Selain itu, babi punya ketertarikan yang kuat terhadap hal-hal yang dilarang, tidak ada gairah, dan kecemburuan dalam dirinya.

Baca Juga: Yuk Berpuasa di Bulan Muharram, Berikut Ini Niat dan Keutamaannya

Setiap makanan akan mempengaruhi orang yang memakannya. Sifat buruk babi lambat laun akan mendoktrin orang yang mengonsumsinya.  Imam Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan:

قَالَ الْعُلَمَاءُ : وَلِأَنَّ الْغِذَاءَ يَصِيرُ جَوْهَرًا مِنْ بَدَنِ الْمُتَغَذِّي فَلَا بُدَّ وَأَنْ يَحْصُلَ لِلْمُتَغَذِّي أَخْلَاقٌ وَصِفَاتٌ مِنْ جِنْسِ مَا كَانَ حَاصِلًا مِنْ الْغِذَاءِ ، وَالْخِنْزِيرُ مَطْبُوعٌ عَلَى أَخْلَاقٍ ذَمِيمَةٍ جِدًّا مِنْهَا الْحِرْصُ الْفَاحِشُ وَالرَّغْبَةُ الشَّدِيدَةُ فِي الْمَنْهِيَّاتِ وَعَدَمُ الْغَيْرَةِ فَحُرِّمَ أَكْلُهُ عَلَى الْإِنْسَانِ لِئَلَّا يَتَكَيَّفَ بِتِلْكَ الْكَيْفِيَّةِ الْقَبِيحَةِ

Artinya, “Ulama berkata: ‘Dan mengonsumsi babi hukumnya haram karena makanan akan menjadi jauhar (zat) pada tubuh orang yang memakannya, lalu ia pasti akan terpengaruh oleh akhlak dan sifat apa yang dimakannya. Padahal babi diciptakan sejak awal mempunyai sifat-sifat yang sangat tercela, di antaranya kesenangan dan ketertarikan yang sangat kuat pada hal-hal yang dilarang dan tidak adanya rasa ghairah atau kecemburuan padanya. Karenanya orang diharamkan memakannya agar sifat-sifat buruk babi itu tidak tumbuh pada dirinya’. (Ibnu Hajar al-Haitami, Az-Zawajir ‘anil Iqtirafil Kabair, juz II, halaman 68).

Dahulu ketika komunitas kaum Frank, sekelompok suku Jermanik yang eksis di masa Kekaisaran Romawi, terbiasa memakan daging babi.

Hal itu membuat mereka menerjang berbagai larangan agamanya, yaitu Nasrani. Mereka juga tak memiliki rasa cemburu ketika pasangannya diganggu orang lain.

Dari penjelasan di atas, sudah jelas alasan kenapa daging babi diharamkan dalam islam. Allah melarang sesuatu demi kebaikan kita. Hal itu sebagai bentuk kasih sayang kepada makhluk-Nya. 

Daging babi tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, namun juga sifat buruknya dapat menular orang yang mengonsumsi. Maka alangkah baiknya, kita wajib mematuhi larangan mengonsumsi daging babi.***

 

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: islam.nu.or.id dompetdhuafa.org

Tags

Terkini

Terpopuler