INFOTEMANGGUNG.COM – Dalam ajaran kristen, ada 3 aliran, yaitu Protestant, Khatolik, dan Ortodoks. Kata ortodoks berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah pendapat yang benar.
Baca Juga: Alur Konsili Trento yang Membawa Perubahan Besar dalam Gereja Khatolik
Ciri khas dari ajaran kristen ortodoks yang terkenal yaitu hari natal tidak jatuh pada tanggal 25 Desember, tapi pada tanggal 7 Januari.
Lambang salibnnya juga sedikit berbeda. Tidak hanya sekedar lambang salib biasa, tapi di bagian bawah ada garis miringnya.
Kristen Ortodoks
Kristen Ortodoks mengacu pada doktrin yang dianut oleh jemaat kristen mula-mula. Dalam segi perlawananya, ortodoks juga melakukan kosioli seperti yang telah dilakukan oleh kristen Protestant.
Konsili itu adalah Konsili ekumene.
Hasil dari Konsili tersebut aliran ortodoks berhasil membakukan semua doktrin yang dianut. Ada beberapa doktrin yang bakukan, yaitu doktrin Homoousion, doktrin Heteroousion, dan lainya.
Isi dari doktrin Homoousion yaitu menganggap Yesus sebagai Allah sekaligus manusia. Penetapan doktrin itu merupakan hasil dari Konsili Efesus yang diadakan pada 431 M.
Menurut Augustinus dari Hippo, hanya agama Kristen Khatolik dan Ortodoks yang menjadi pengawal kebenaran dan pengikut kesahihan.
Lambat laun terjadi pembagian antara wilayah Khatolik dan Ortodoks. Semua gereja di wilayah Eropa Barat memiliki label Khatolik.
Semua gereja yang ada di wilayah Eropa Timur memiliki label ortodoks. Karena hal itu aliran ortodoks juga sering disebut dengan gereja ortodoks Timur.
Imam dalam ortodoks disebut dengan patriarch. Setelah menjadi patriarch maka tidak boleh menikah seumur hidup. Aturan itu sama seperti yang telah ditetapkan dalam khatolik. Namun dalam ortodoks tidak ada keuskupan.
Tidak hanya itu, dalam ortodoks juga menerima 7 sakaramen, yaitu pembaptisan, penguatan, ekaristi, rekonsiliasi, penguapan orang sakit, Iman, dan perkawinan.
Reaksi terhadap Ortodoks
Dalam ajaran kristen ortodoks penafsiranya menggunakan penafsiran kuno yang masih asli dan tradisional.
Sehingga banyak pihak yang tidak puas karena hal itu tidak sesuai bila diterapkan di kehidupan abad pertengahan.
Setelah perang salib keempat, aliran kristen ortodoks tersudutkan. Sempat ada konflik antara gereja khatolik dan gereja ortodoks.
Bahkan beberapa gereja timur membangun persekutuan dengan Roma, itu membuat gereja menganut aliran khatolik.
Di Rusia banyak gereja ortodoks yang ditindas oleh rezim komunis. Banyak jemaat yang dibunuh dan diasingkan.
Gerejenya beralih fungsi menjadi penjara dan tempat lainya. Semua itu berakhir hingga abad 20, para jemaat mulai bebas untuk beribadah.
Baca Juga: Mengapa Gereja Kristen Protestant jauh Lebih Sederhana daripada Katedral Katolik? Inti Jawabannya
Itulah ulasan singkat terhadap kristen ortodoks. ***