Golongan Konservatif dalam Pendekatan Alkitab Secara Pertanyaan Bertahan

31 Oktober 2023, 18:40 WIB
Fundamental Protestant /pixabay.com/falco/

INFOTEMANGGUNG.COM – Alkitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru, merupakan sebuah proses pendekatan dengan konsep pernyataan bertahap. Mulanya perjanjian lama yang ada di dalam alkitab menuai banyak konservatif.

 Baca Juga: Daftar Teolog Berpengaruh dalam Progressive Relevation

Itu mengakibatkan muncul berbagai macam golongan konservatif. Mulai dari fundamentalis Protestant dan fundamentalis Khalotik Roma, dan lain sebagainya.

Fundamentalis Protestant

Salah satu golongan konservatif yaitu fundamentalis Protestant. Golongan itu memperoleh gelar sebagai fundamentalis.

Penyebutan itu berasal dari sebuah karya yang berjudul “The Fundamentals”. Karya Itu diterbitkan pada awal abad 20.

Dalam karya itu, golongan fundamental menolak metode, dasar, dan hasil kritik sejarah. Ada pula yang mempunyai anggapan lain tentang golongan tersebut, seperti James Orr.

James Orr menerima konsep pernyataan bertahap. Dia juga menegaskan bahwa seluruh perkembangan terjadi secara bertahap.

Itu semua tidak luput dari bimbingan ilahi, tidak karena sebuah evolusi yang terjadi secara ilmiah dengan sendirinya.

Fundamentalis Khatolik Roma

Pihak Khatolik Roma mulanya menentang keras tentang aliran Protestant. Reaksinya jauh lebih keras terhadap kritik sejarah, bila dibandingkan reaksi dari kaum Protestant.

Bahkan telah berkali-kali mengandalkan Konsili Trento. Reaksi terhadap kaum Protestant juga didukung oleh ajaran ortodoks. Ajaran ortodoks telah dianggap sebagai ajaran resmi oleh Khatolik.

Meski demikian, masing-masing golongan saling mempertahankan apa yang mereka yakini. Dalam sudut pandang Khatolik Roma, perjanjian lama biasanya dianggap sebagai historis dan sekaligus sebagai teologis bagi perjanjian baru.

Semua pendekatan itu memang mempunyai konsep berbeda dengan pernyataan bertahap. Karena di dalam Khatolik Roma masih menekankan pengaturan dan pemerintahan Allah di dalam sejarah.

Sementara itu perjanjian baru menekankan setiap tahap perkembangan manusia secara evolusioner.

Akan tetapi dari satu sisi, pendekatan perjanjian lama dan perjanjian baru dalam Khatolik Roma dianggap mirip dengan pernyataan bertahap.

Ada sebuah akibat yang timbul dari pendekatan pernyataan bertahap. Itu adalah nilai perjanjian baru yang berkurang.

Perjanjian lama memang tidak sempurna dan hanya sebatas sebuah persiapan. Jadi nilainya dianggap jauh lebih rendah dari perjanjian baru.

Sehingga pendapat dari Marcion tentang pengeluaran perjanjian lama dari alkitab muncul kembali. Akhirnya muncul sebuah aliran baru, yaitu Marcionisme baru.

Dalam aliran itu seolah telah menjadi kesalahan paling besar dari gereja yang menolak keras untuk menghilangkan perjanjian lama dari alkitab.

 Baca Juga: Peran Perjanjian Lama Dalam Alkitab, Pendidikan Agama Kristen

Itulah gambaran umum tentang pendekatan pernyataan bertahap dari perjanjian lama. ***

 

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Scrib.com @Bizitzanarin

Tags

Terkini

Terpopuler