Penyakit yang Hilang karena Puasa: Manfaat Beragam dari Durasi Puasa yang Berbeda 13, 15 hingga 18 jam

10 Maret 2024, 10:59 WIB
Membangun Kesehatan Optimal melalui Puasa: Manfaat Beragam dari Durasi Puasa yang Berbeda 13, 15 hingga 18 jam /Pexels.com / Andrea Piacquadio/

INFOTEMANGGUNG.COM - Puasa telah menjadi topik yang semakin populer dalam diskusi kesehatan dan kebugaran. Bukan hanya dari sudut pandang spiritual atau agama, tetapi juga dari sudut pandang kesehatan.

Dalam artikel ini, kami akan mengeksplorasi bagaimana puasa dengan durasi yang berbeda, mulai dari 13 jam, 15 jam, hingga 18 jam, dapat memengaruhi kesehatan dan kebugaran tubuh, terutama melalui proses autophagy.

Baca Juga: Memahami Tanda-tanda Kanker Serviks dari Telapak Kaki, Cara Mengetahui Kanker Serviks di Rumah

Penyakit apa yang hilang karena intermittent fasting.

Puasa telah menjadi praktik yang diterima secara luas di berbagai budaya dan agama. Namun, selain aspek spiritualnya, puasa juga mendapatkan pengakuan dalam komunitas ilmiah karena potensi manfaat kesehatannya.

Durasi puasa menjadi salah satu faktor yang menarik untuk dipelajari, karena ternyata berbagai durasi puasa dapat memiliki efek yang berbeda pada tubuh.

Dalam artikel ini, kami akan menyelidiki bagaimana penyakit berbeda menghilang saat berpuasa selama 13 jam, 15 jam, dan 18 jam, serta manfaat kesehatan yang mungkin terkait dengan masing-masing durasi.

Durasi Puasa dan Penyakit yang Lenyap

Puasa Selama 13 Jam: Intermittent Fasting Ringan

Puasa selama 13 jam adalah bentuk yang paling ringan dari intermittent fasting. Dalam skenario ini, seseorang biasanya akan membatasi asupan makanan mereka hanya pada jendela waktu tertentu, misalnya dari pukul 7 pagi hingga 8 malam. Meskipun durasinya relatif pendek dibandingkan dengan jenis puasa lainnya, puasa 13 jam masih dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan.

Penyakit yang Lenyap

Dalam 13 jam puasa, tubuh mulai memanfaatkan cadangan glikogen dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Penyakit utama yang lenyap dalam periode ini adalah glikogen. Ketika glikogen habis, tubuh mulai memproduksi keton dari lemak sebagai sumber energi alternatif.

Setelah puasa 13 jam hormon testoteron meningkat pada lakh-laki yang akan meningkatkan gairah seks, kekuatan otot dan fungsi kognitif.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengetahui Stadium Kanker? Menentukan dengan Akurat, Memungkinkan Pengobatan yang Tepat

Manfaat Kesehatan

Puasa selama 13 jam dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh karena tubuh mulai memproses lemak sebagai sumber energi. Ini dapat berkontribusi pada penurunan berat badan dan peningkatan kadar energi.

Selain itu, proses autophagy juga dimulai, di mana sel-sel yang rusak atau tidak diperlukan dipecah dan didaur ulang.

Hal ini dapat membantu membersihkan sel-sel dari kerusakan dan memperpanjang umur sel.

Puasa Selama 15 Jam: Intermediate Intermittent Fasting

Puasa selama 15 jam menempati posisi di antara puasa ringan dan puasa yang lebih ekstrem.

Dalam skenario ini, jendela waktu makan biasanya lebih pendek, misalnya dari pukul 12 siang hingga 7 malam. Durasi puasa yang sedikit lebih lama ini dapat memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan.

Penyakit yang Lenyap

Dalam 15 jam puasa, tubuh memiliki lebih banyak waktu untuk menghabiskan cadangan glikogen dan memasuki tahap ketosis. Selain itu, proses autophagy juga dapat lebih intensif dalam jangka waktu ini.

Manfaat Kesehatan

Puasa selama 15 jam memberikan tubuh lebih banyak waktu untuk membakar lemak, yang dapat menghasilkan penurunan berat badan yang lebih signifikan dibandingkan dengan puasa 13 jam.

Penurunan berat badan yang lebih cepat dapat membantu meningkatkan profil lipid darah, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan fungsi kognitif.

Setelah puasa 15 jam hormon pertumbuhan meningkat dan memberi manfaat anti aging

Puasa Selama 18 Jam: Puasa yang Ekstrem

Puasa selama 18 jam adalah bentuk puasa yang lebih ekstrem, di mana seseorang hanya makan dalam jendela waktu yang sangat singkat, misalnya dari pukul 2 siang hingga 8 malam.

Meskipun memberikan manfaat tertentu, puasa dalam jangka waktu yang lebih lama ini juga dapat menimbulkan tantangan dan risiko tertentu.

Penyakit yang Lenyap

Dalam 18 jam puasa, tubuh telah menghabiskan hampir semua cadangan glikogen dan sepenuhnya masuk ke dalam tahap ketosis. Proses autophagy juga mencapai puncaknya dalam durasi puasa yang lebih panjang ini.

Manfaat Kesehatan

Puasa yang lebih lama dapat mempercepat proses penurunan berat badan karena tubuh lebih banyak menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Ini juga dapat membantu mengurangi tingkat inflamasi dalam tubuh, meningkatkan profil lipid darah, dan merangsang pelepasan hormon pertumbuhan.

Meskipun puasa dengan durasi yang berbeda dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, penting untuk diingat bahwa puasa bukanlah sesuatu yang cocok untuk semua orang.

Baca Juga: Apa itu Kanker Phyllodes? Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, Pengobatan, dan Prognosis

Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau gangguan makan, harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mencoba puasa.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa saat berbuka, asupan makanan seimbang dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Dalam kesimpulan, puasa dengan durasi yang berbeda dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk penurunan berat badan, peningkatan fungsi kognitif, dan penurunan risiko penyakit kronis.

Setelah puasa 18 jam tubuh mulai merusak sel kanker melalui proses yang dinamakan autopaghy.

Namun, penting untuk memilih durasi puasa yang sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan individual Anda dan sebainnya secara bertahap, serta memastikan bahwa Anda memperhatikan asupan nutrisi saat berbuka.

Dengan memahami bagaimana puasa memengaruhi tubuh kita melalui proses autophagy, kita dapat memanfaatkannya untuk membangun kesehatan optimal. Semoga informasi diatas bermanfaat.***

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: puasa

Tags

Terkini

Terpopuler