Serasa Nostalgia, 8 Film Korea Selatan Tahun 1990-an yang Menarik untuk Ditonton

- 22 Juli 2023, 10:48 WIB
Serasa Nostalgia, 8 Film Korea Selatan Tahun 1990-an yang Menarik untuk Ditonton
Serasa Nostalgia, 8 Film Korea Selatan Tahun 1990-an yang Menarik untuk Ditonton /Tangkapan layar Facebook @Moviezy/

INFOTEMANGGUNG.COM - Korea Selatan terkenal dengan kemajuan industri perfilmannya. Sebelum industri perfilman Korea Selatan semaju sekarang, pada tahun 1990-an bisa dibilang sebagai masa permulaan bagi film Korea Selatan. Film-film yang diproduksi pada tahun tersebut belum sebanyak sekarang.

Pada zaman itu, film Asia masih didominasi oleh film dari negara lain, yakni India, Jepang, Hongkong, dan Taiwan. Perfilman dari negara tersebut sangat maju dan ditayangkan di berbagai negara.

Meskipun produksi film Korea Selatan pada tahun 1990-an masih sedikit, namun Korea Selatan telah mampu menciptakan film yang menarik pada zaman tersebut. Disaat teknologi belum secanggih sekarang.

Baca Juga: 10 Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa yang Menginspirasi, Favorit Kamu Yang Mana?

Dalam rangka untuk menambah universe cinema yang lebih luas lagi berikut kami sajikan 8 film Korea Selatan produksi tahun 1990-an berbagai genre yang bisa kamu tonton pada waktu senggangmu.

1. THE QUIET FAMILY (1998)

The Quiet Family adalah film horor komedi Korea Selatan tahun 1998 yang disutradarai oleh Kim Jee-woon. Film ini dibintangi oleh Choi Min-sik, Song Kang-ho, Na Moon-hee, Go Ho Kyung, dan Lee Yoon-seong.

The Quiet Family adalah sebuah komedi hitam yang bersetting dalam sebuah keluarga, dimana keluarga tersebut baru saja pindah dari kota ke daerah pegunungan.

Disana mereka menjadikan rumah mereka sebagai sebuah penginapan. Tapi setelah berhari-hari ternyata tidak ada satupun pengunjung yang datang. Tentu saja hal itu membuat mereka resah dan mulai kehilangan harapan.

Sampai suatu hari datanglah pengunjung pertama mereka yang tentunya disambut dengan begitu gembira dan mengundang kehebohan tersendiri dalam keluarga tersebut. Tapi ternyata ada yang aneh dengan pengunjung tersebut, dan pada akhirnya kedatangan pengunjung itulah yang menjadi awal dari berbagai kejadian aneh yang menimpa keluarga tersebut.

Kejadian yang akan menghasilkan banyak darah dan mayat. Tapi tentu saja ini adalah black comedy dimana walaupun banyak kesadisan pasti ada saja yang bisa ditertawakan dari berbagai rentetan kejadian sadis dan mengenaskan tersebut. Nantinya akan ada banyak kematian untuk ditertawakan dalam The Quiet Family.

The Quiet Family punya naskah yang kuat, cerdas sekaligus nakal. Penggabungan antara genre misteri, horor, drama keluarga hingga komedi dilakukan dengan begitu baik.

Sedari awal pengenalan konflik kita diajak untuk menebak-nebak kiranya misteri apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga yang “malang” ini.

Semua masalah yang ada disini simpel, hanya saja banyak terjadi salah paham dan kebetulan dan itulah yang menyebabkan konflik yang ada makin rumit. Dari situlah kita akan disuguhi sebuah misteri yang mengundang beragam pertanyaan.

Jangan lupakan juga bahwa The Quiet Family punya unsur horor yang cukup kuat didalamnya dengan adanya berbagai adegan sadis dan mayat bergelimpangan dimana-mana. Tapi pada akhirnya semua itu tetaplah dibalut dengan sentuhan komedi cerdas yang benar-benar efektif memancing tawa.

Bagaimana tidak seringkali disaat ada adegan yang menegangkan, film ini tiba-tiba saja menyisipkan komedi ke dalamnya entah lewat adegan atau celetukan karakternya dan itu selalu efektif memancing tawa.

2. CHRISTMAS IN AUGUST (1998)

Christmas in August adalah film Korea dengan genre drama romantis yang dirilis tahun 1998. Film ini merupakan salah satu karya dari Hur Jin Ho yang pernah menggarap film April Snow (2005) dan Happiness (2007).

Adapun aktor dan aktris yang membintangi film ini adalah Han Suk Kyu, Shim Eun Ha, Shin Goo, dan masih banyak lagi.

Film ini menceritakan di suatu tempat di Seoul, Jung Won (Han Suk Kyu) menjalankan studio foto kecil yang lusuh.

Studio tersebut diturunkan dari ayahnya yang menduda dan tempat bagi Jung Won menjalani rutinas sehari-harinya.

Bagi Jung Won kehidupannya adalah rangkaian peristiwa yang damai, namun kenyataannya waktunya di bumi ini.

Jung Won yang berusia 30-an akhirnya menyadari akan arti kematian dan menerima nasibnya meskipun masih mendapatkan perhatian dari ayah dan adiknya.

Hidupnya berjalan seperti biasa hingga ia bertemu dengan Darim yang bekerja di Divisi Traffic Control kantor kecamatan setempat.

Darim adalah pelanggan tetap dari studio foto miliknya dan selalu melakukan kunjungan harian.

Darim juga memiliki upaya yang agak berani untuk menarik perhatiannya dan membangkitkan perasaan di dalam diri Jung Won yang ia tangani dengan antisipasi.

Saat kesehatannya memburuk, Jung Won diharuskan mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga, teman, studio foto, dan Darim.

3. SHIRI (1999)

Shiri (Swiri) adalah sebuah film aksi Korea Selatan tahun 1999, ditulis dan disutradarai oleh Kang Je-gyu. Shiri adalah blockbuster beranggaran besar gaya Hollywood pertama yang diproduksi di industri film Korea baru (yaitu setelah ledakan ekonomi besar Korea di akhir 1990-an).

Shiri dibuat sebagai penghormatan yang disengaja untuk film aksi “beroktan tinggi” yang dipopulerkan oleh Hollywood selama tahun 1980-an, film ini juga berisi cerita yang menggambarkan sentimen nasional Korea yang kuat untuk memicu dramanya.

Sebagian besar gaya visual film ini mirip dengan bioskop aksi Asia, dan khususnya bioskop aksi Hong Kong, John Woo, Tsui Hark, Ringo Lam, dan langkah tanpa henti dari sutradara unit kedua, seperti Vic Armstrong dan Guy Hamilton, dalam film James Bond .

Film tersebut dirilis dengan nama Shiri di luar Korea Selatan, kalau di Korea Selatan judulnya dieja Swiri. Namanya mengacu pada Coreoleuciscus splendidus, ikan yang ditemukan di aliran air tawar Korea.

Pada satu titik dalam film protagonis Park Mu-young memiliki monolog di mana dia menjelaskan bagaimana air dari Korea Utara dan Selatan mengalir bersama dengan bebas, dan bagaimana ikan dapat ditemukan di salah satu air tanpa mengetahui tempatnya. Hal ini terkait dengan ambisi film tersebut untuk menjadi film rilis besar pertama yang secara langsung membahas masalah reunifikasi Korea yang masih pelik. 

4. PEPPERMINT CANDY (1999)

Nama Lee Chang-dong mungkin tidak setenar Park Chan-wook ataupun Bong Joon-ho yang sama-sama menjadi pionir New Wave Korean Cinema. Film Lee Chang-dong memang cenderung bersifat obscure dan hanya bisa dinikmati beberapa kalangan saja. Terhitung filmnya memang masih sedikit, hanya enam film dari awal karir beliau di tahun 1997.

Film “Peppermint Candy” dibuka dengan adegan yang bisa diasumsikan bahwa tokoh utamanya, Kim Yong-ho bunuh diri menerjang kereta. Setelah itu, cerita mundur ke belakang untuk menyelami kehidupan Yong-ho dari 3 hari sebelum tindakan bunuh dirinya hingga 20 tahun sebelumnya.

Setiap momen penting penceritaan Yong-ho biasanya dimulai dengan adegan kereta yang diperlihatkan berjalan mundur lengkap dengan informasi latar tahun penceritaan. Total terdapat tujuh sesi penceritaan yang membuat penonton akan semakin mempertanyakan moralitas karakter Yong-ho. Tak jarang penonton akan merasa muak dan tidak memiliki simpati terhadap karakter Yong-ho.

Pada akhirnya penonton merasa aksi Yong-ho di awal cerita merupakan kulminasi kejahatan dan dosanya.

Disinilah Lee Chang-dong sangat piawai dalam memainkan emosi penonton lewat garapan naskahnya, terutama pengembangan karakter Lee Chang-dong.

Sol Kyung-gu mewujudkan karakter Yong-ho memang sangat menawan. Pendekatan Kyung-gu terhadap karakter Yong-ho secara psikologis dan fisik membuatnya harus bisa memberikan karakter pengusaha ramah, polisi yang brutal hingga akhirnya manusia yang begitu depresif hingga berteriak penuh kesakitan.

Meski begitu Kyung-gu tetap mampu menampilkan misteri dalam karakter Yong-ho, tindakan-tindakan yang tidak terprediksi entah dalam hal kebaikan maupun kebengisannya.

Film “Peppermint Candy” merupakan salah satu film untuk memahami pergerakan New Wave Korean Cinema. Lee Chang-dong secara tidak langsung menciptakan struktur narasi modern di dalam “Peppermint Candy”. Tidak hanya menampilkan alur mundur semata tapi juga didukung oleh apiknya performa Sol Kung-gyu dalam menciptakan karakter Yong-ho.

5. A SINGLE PARK (1995)

Film biografi yang cukup suram namun sangat kuat tentang pria berusia 22 tahun yang mengakhiri hidupnya dengan membakar diri memprotes hak-hak pekerja.

Jeon Tae-il memegang tempat penting dalam sejarah gerakan hak pekerja di Korea dan film Park Kwang-su menggambarkan salah satu peristiwa tragis dan penting tahun 1970 yang bijaksana dan penuh hormat.

Penulis skenarionya adalah Lee Chang-dong (Burning, Secret Sunshine, Poetry) sebelum dia memulai karir penyutradaraannya dan memantapkan dirinya sebagai ahli drama emosional Korea.

A Single Spark adalah fitur cerita terpisah, bagian diatur lebih jauh di masa lalu saat kita mengikuti peristiwa sebelum kematian Tae-il (Hong Kyung-in) dan separuh lainnya saat kita mengikuti penulis biografinya Kim Yeong-soo (Moon Sung-geun) lima tahun kemudian.

Tae-il adalah seorang penjahit dan mulai bekerja di Pasar Perdamaian Seoul, di mana dia menyaksikan kondisi kerja yang tidak sehat, dengan bos yang kejam menuntut jam kerja yang sangat lama.

6. NOWHERE TO HIDE (1999)

Nowhere to Hide adalah sebuahfilm Korea Selatan tahun 1999 yang ditulis dan disutradarai oleh Lee Myung-se. Film ini berlatarkan Incheon di Korea Selatan. Pembunuhan dilakukan dan polisi mencari pembunuhnya.

Detektif Woo sedang melacak gangster misterius Sungmin, ahli penyamaran. Meski Woo berhasil menemukan Jugo, kekasih gangster itu, Sungmin sendiri terus mengelak dari pengejarnya. Akhirnya, polisi itu melacak dan menghadapi penjahat utama di pinggiran kota pertambangan batu bara.

7. ATTACK THE GAS STATION (1999)

Attack the Gas Station adalah film komedi crime Korea tahun 1999 yang disutradarai oleh Kim Sang-jin dan ditulis oleh Park Jung-woo. Pemeran film ini adalah Lee Sung-jae , Yu Oh-seong , Yoo Ji-tae , dan Lee Yo-won.

Film ini bercerita tentang kuartet preman yang merampok pom bensin karena bosan, setelah perampokan tersebut mereka tidak dapat memperoleh uang dari pembeli, mereka menyandera semua orang dan mulai mengeluarkan bensin dan menyimpan uangnya.

Baca Juga: Sinopsis Film Oppenheimer 2023 dan Aktor yang Berperan di Film Karya Christopher Nolan

Film ini menjadi semakin lucu karena para karakter menemukan berbagai cara untuk menghibur diri mereka sendiri, kebanyakan melalui pemeran karakter campuran yang masuk melalui pom bensin.

Selama sesi tanya jawab pada pemutaran selama Festival Film Internasional Vancouver 2000, sutradara Kim Sang-jin menunjukkan bahwa film tersebut menginspirasi peniru kehidupan nyata di Korea Selatan.

8. GENERAL’S SON (1990)

General’s Son adalah sebuah film kriminal Korea Selatan tahun 1990 garapan Im Kwon-taek. Film ini dibintangi oleh Park Sang-min sebagai Kim Du-han, seorang gangster yang menemukan bahwa dia adalah putra Jenderal Kim Jwa-jin.

Film ini adalah yang pertama dalam trilogi, General’s Son II (1991) dan General’s Son III (1992).

General’s Son adalah film yang paling banyak ditonton di Korea Selatan pada tahun 1990 dan 1991.

Kim Du-han kehilangan ibunya pada usia delapan tahun, dan dia bertahan hidup di jalanan sebagai seorang pengemis.

Keterampilan bertarungnya yang lahir alami menempatkannya di jalan-jalan Jongno yang kejam dengan rumah kisaeng Wumigwan sebagai pusatnya.

Dia segera dikenal karena kekuatan dan kemampuannya yang luar biasa. Dia mengetahui melalui Shin Ma-jeok, kepala geng pelajar, bahwa dia adalah putra Jenderal Kim Jwa-jin yang berperang melawan tentara Jepang.

Sementara itu, Yakuza memperluas kekuasaannya dan mencoba untuk mengambil alih jalan-jalan Jongno tetapi Du-han melindungi penjual Jongno Korea dan mendapatkan kepercayaan dari mereka.

Itulah deretan 8 film Korea Selatan pada tahun 1990-an yang bisa dijadikan referensi tontotan untukmu dalam mengisi waktu senggang.

Meskipun film-film tersebut lawas tetapi bisa dibilang cerita yang disuguhkan menarik tidak kalah dengan cerita sekarang ini. Rasanya kamu akan dibawa ke dalam nostalgia pada zaman dahulu melalui film-film tersebut.***

 

Editor: Kun Daniel Chandra

Sumber: Facebook Moviezy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah