Network
INFOTEMANGGUNG.COM - Cerita dongeng ini diawali dengan berlangsungnya ujian akhir sekolah di sebuah sekolah sihir. Siapa saja yang bisa lulus dari ujian tersebut, maka dia akan menjadi penyihir sejati.
“Ada satu hal yang perlu diingat! Kalian hanya diperbolehkan menggunakan satu mantra saja untuk menolong. Selain itu, kalian juga harus menerima ucapan terima kasih,” kata guru sihir.
“Pastikan tidak ada yang mengetahui bahwa kalian menggunakan mantra sihir!” lanjutnya.
Semua murid pun paham dan segera keluar sekolah untuk mencari seseorang yang bisa mereka tolong. Saat itu, ada tiga murid sihir yang berjalan beriringan untuk menuju ke hutan.
Baca Juga: Cerita Dongeng: Penyihir Baik Hati dan Musang yang Terikat
“Bagaimana cara menggunakan sihir tanpa diketahui? Sungguh aku tidak pernah tahu,” ucap salah satu penyihir yang merasa putus asa. Sebab, dia menggunakan mantra sihir dengan seenaknya sendiri di cerita dongeng itu.
Tiba-tiba ada seorang nenek tua yang sedang kesusahan membawa kayu bakar. Penyihir pertama pun berusaha untuk menolongnya agar memperoleh ucapan terima kasih.
“Aku yang akan menolong nenek tua itu. Pasti guru tidak akan tahu, jika aku menggunakan mantra sihir di hadapannya,” kata penyihir pertama.
Baca Juga: Cerita Dongeng: Dua Ekor Katak dan Air Panas, Mengingatkan untuk Jangan Pernah Lengah
