Cerita Fiksi: Kakek Tua Baik Hati yang Membantu Pencuri, Ajarkan Anak Untuk Berpikir Positif

- 10 Juni 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi. cerita fiksi tentang kakek baik hati yang bersedia membantu pencuri
Ilustrasi. cerita fiksi tentang kakek baik hati yang bersedia membantu pencuri /OpenClipart-Vectors/

InfoTemanggung.com - Cerita fiksi ini akan menceritakan seorang kakek tua yang baik hati bahkan kepada pencuri sekalipun. Pada suatu hari disebuah desa kecil, hiduplah kakek dan nenek yang tinggal di rumah sederhana.

Mereka berdua memiliki kebun kecil di samping rumahnya yang ditanami pohon pepaya. Sang kakek merawat kebun pepayanya itu dengan baik dan sabar untuk menunggu pohonnya berbuah.

Suatu ketika ia melihat bahwa ada pepaya yang hampir matang. Ia pun berniat untuk memetiknya keesokan hari. Namun, saat ia ingin memetiknya pepaya tersebut sudah hilang.

Baca Juga: Cerita Fiksi: Pertemuan Gajah dan Singa, Para Hewan Perkasa yang Dijebak Egoisme

Ekspresi kakek berubah menjadi murung dan sedih. Sang nenek yang melihat kakek pun bertanya “Apakah kakek murung karena sebuah pepaya yang ditunggu-tunggu dicuri orang?”

“Bukan, aku bersedih karena kasihan dengan pencuri itu. Betapa kesusahannya ia, hingga memanjat pohon pepaya yang tinggi itu dan mencuri sebuah pepaya di malam hari pula,” jawab kakek

Saat mendengar jawaban kakek yang baik nya seperti karakter dalam cerita fiksi itu pun membuat nenek terkejut. Si nenek tidak pernah berpikir bahwa suaminya akan mengatakan hal itu.

Baca Juga: Cerita Fiksi: Kisah Monyet yang Cerdik dan Buaya yang Bodoh , Ajarkan Anak Tentang Arti Persahabatan

Pohon pepaya milik kakek itu memang sulit untuk dipanjat. Karena, bentuknya yang lurus dan tidak memiliki cabang untuk digunakan sebagai pijakan. Karena itulah kakek bukannya kesal malah iba kepada si pencuri.

Saat itu kakek pun memiliki ide untuk membantu si pencuri mengambil pepayanya lagi jika butuh. Ia meletakkan sebuah tangga di dekat pohon pepaya agar si pencuri dapat mengambilnya dengan mudah.

Namun, keesokan harinya saat si kakek melihat ke pohon pepayanya. Buahnya tidak berkurang dan masih sama seperti kemarin. Walaupun begitu kakek masih membiarkan tangga nya berada di dekat pohon pepayanya.

Baca Juga: Cerita Fiksi: Si Jack dan Pohon Kacang Raksasa yang Sangat Penuh Teladan

Setelah berselang tiga hari semenjak itu pun pencuri tidak kunjung datang. Bukannya senang sang kakek malah semakin khawatir dengan keadaan si pencuri dan bertanya-tanya mengapa pencurinya tidak datang lagi.

Suatu hari setelah kakek sudah melupakan kejadian itu. Ada seorang pemuda datang ke rumahnya tiba-tiba. Walaupun kakek tidak mengenal sosok pemuda tersebut, ia tetap mempersilahkannya masuk.

Ternyata pemuda tersebut mengaku bahwa ia adalah maling pepaya milik kakek. Ia datang untuk meminta maaf dan sebagai gantinya ia membawa dua buah pepaya yang dibeli dari pasar untuk kakek.

Ia memilih untuk mengaku karena terharu akan perilaku baik kakek. Bukannya mencaci ia sebagai maling, tapi malah ingin membantunya. Cerita fiksi ini memiliki pesan untuk selalu berpikir positif mengenai orang lain dan bukalah hati untuk memaafkan kesalahan orang.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: dongengceritarakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah