InfoTemanggung.com - Cerita fiksi ini akan menceritakan seorang kakek tua yang baik hati bahkan kepada pencuri sekalipun. Pada suatu hari disebuah desa kecil, hiduplah kakek dan nenek yang tinggal di rumah sederhana.
Mereka berdua memiliki kebun kecil di samping rumahnya yang ditanami pohon pepaya. Sang kakek merawat kebun pepayanya itu dengan baik dan sabar untuk menunggu pohonnya berbuah.
Suatu ketika ia melihat bahwa ada pepaya yang hampir matang. Ia pun berniat untuk memetiknya keesokan hari. Namun, saat ia ingin memetiknya pepaya tersebut sudah hilang.
Baca Juga: Cerita Fiksi: Pertemuan Gajah dan Singa, Para Hewan Perkasa yang Dijebak Egoisme
Ekspresi kakek berubah menjadi murung dan sedih. Sang nenek yang melihat kakek pun bertanya “Apakah kakek murung karena sebuah pepaya yang ditunggu-tunggu dicuri orang?”
“Bukan, aku bersedih karena kasihan dengan pencuri itu. Betapa kesusahannya ia, hingga memanjat pohon pepaya yang tinggi itu dan mencuri sebuah pepaya di malam hari pula,” jawab kakek
Saat mendengar jawaban kakek yang baik nya seperti karakter dalam cerita fiksi itu pun membuat nenek terkejut. Si nenek tidak pernah berpikir bahwa suaminya akan mengatakan hal itu.
Baca Juga: Cerita Fiksi: Kisah Monyet yang Cerdik dan Buaya yang Bodoh , Ajarkan Anak Tentang Arti Persahabatan
Pohon pepaya milik kakek itu memang sulit untuk dipanjat. Karena, bentuknya yang lurus dan tidak memiliki cabang untuk digunakan sebagai pijakan. Karena itulah kakek bukannya kesal malah iba kepada si pencuri.