Network
Bapak yang berjualan minuman di TKP dengan ikhlas memberikannya teh hangat. Ketika ditanya kondisinya, Viky mengaku kepalanya terasa pusing. Suasana waktu itu menjelang magrib. Lelaki pemilik akun menawarkan untuk mengantar Viky ke rumahnya menggunakan mobil.
Jalan Kaki 16 km Selama 2 Tahun
Di dalam mobil pemilik akun, Viky masih terlihat pucat lemas dan memegangi kepalanya. Tampak pemuda itu menggosokkan telapak tangannya, ketika diajak bicara.
Viky setiap hari jalan kaki pulang pergi ke sekolah. Jarak dari rumahnya Ciputat ke sekolahnya di Bojongsari, ada sekitar 8 km. Yang mana bila dijumlahkan pelajar itu, setiap hari menempuh jarak 16 km. Ia mengatakan sekolahnya masuk siang dan saat itu baru pulang.
Viky berjalan kaki 16 km setiap hari, sudah sejak 2 tahun lalu. Untuk menaiki kendaraan umum, ia tak memiliki ongkos. Dan saat ini dirinya telah duduk di kelas 3 dan tengah menjalani ujian. Bahkan untuk membayar ujianya, ia mengaku nunggak terlebih dahulu.
Sebelumnya Viky naik angkot untuk mencapai sekolah. Namun, ketika usaha ikan hias orang tuanya bangkrut, ia harus rela untuk jalan kaki kiloan meter demi bisa bersekolah.
Keadaan ekonomi orang tuanya memilukan, karena sang Ayah tengah sakit stroke. Sedangkan Ibunya tidak bekerja. Ia juga memiliki adek di rumah. Sudah 8 tahun ayahnya mengalami stroke, bahkan saat sakit masih menjalankan usahanya pada waktu itu.
Ketika diajak makan oleh pemilik akun, Viky mengatakan jika penghasilan untuk tiap harinya didapatkan dari hasil tenaganya sendiri, bekerja sebagai juru parkir. “Paling lima belas koma sepuluh ribu sehari,” ujar Viky mengenai penghasilannya.***
