Mengenal Suku Bajo, Hidup Berpadu dengan Laut hingga Jadi Inspirator Film Avatar 2: Way of Water

- 26 Desember 2022, 16:15 WIB
Kehidupan suku Bajo yang berpadu dengan laut.
Kehidupan suku Bajo yang berpadu dengan laut. /Antara Foto / Jojon/

INFOTEMANGGUNG.COM – Terdapat kehidupan sebuah suku yang hidupnya berdampingan dengan laut. Suku tersebut adalah suku Bajo. Memiliki etnis yang berasal Asia Tenggara dengan kulit sawo matang dan rambut hitam.

Suku Bajo menjadi inspirator bagi Film Avatar 2: Way of Water. James Cameron, Sutradara Avatar 2 mengatakan suku Bajo yang hidup di rumah panggung dan menyelam dengan waktu lama dihadirkan dalam lanjutan Avatar melalui sosok Suku Metkayina, Avatar yang menduduki laut di Pandora.

“Ada orang laut di Indonesia (Bajo) yang hidup di laut dengan rumah panggung dan di atas rakit. Kami melihat hal-hal seperti itu, dan kami melihat beberapa desa berbeda dengan way of water yang menggunakan arsitektur pepohonan lokal,” kata Cameron

Baca Juga: Tebing Keraton, Tempat Wisata Bandung yang Lagi Hits, Camping Ditemani Sejuta Keindahan Alam

Suku Bajo saat ini tersebar di beberapa wilayah perairan Sulawesi, Kalimantan Timur, Maluku, Nusa Tenggara, sampai ke pantai timur sabah (Malaysia) dan Kepulauan Sulu (Filipina).

Dikenal dengan memiliki karakteristik kemaritiman yang cukup kental, tak salah suku Bajo adalah suku yang erat kaitannya dengan laut.

Berada dan menetap di Kepulauan Togean yang merupakan sebuah kepulauan di Teluk Tomini, disitulah suku Bajo hidup bersama dengan laut. Tepatnya di wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Mayoritas orang-orang Bajo bermata pencaharian sebagai nelayan. Rumah mereka banyak berdiri di tepi pantai dan berada di atas permukaan laut dangkal.

Dinding yang berbahan dasar kayu dan atap rumah yang terbuat dari rumbia, mereka memiliki cara untuk antisipasi dari gelombang pasang. Yaitu dengan memasang tiang pancang di rumah-rumah mereka khususnya yang berada di wilayah perairan.

Baca Juga: Sipare Green Park Pekalongan, Wisata Ciblon Cocok untuk Habiskan Waktu Liburan Bersama Keluarga

Suku Bajo mempunyai alat transportasi air berupa perahu-perahu yang berfungsi sebagai alat mencari ikan di kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan cara tradisional yaitu menjaring, memanah, serta menggunakan kail itu menjadi opsi bagi mereka dalam menangkap ikan.

Hasil tangkapan ikan tersebut dijual kepada masyarakat di sekitar pesisir atau pulau terdekat. Tak hanya itu, sebagian masyarakat Bajo juga belajar baru dalam memenuhi kebutuhannya.

Mereka belajar bagaimana cara budidaya komoditi laut seperti ikan kerapu, lobster, dan udang.

Dalam upaya memajukan suku Bajo, pemerintah mencoba menyerukan pembangunan Taman Nasional Kepulauan Togean kepada mereka.

Harapan Pemerintah kepada masyarakat Bajo tidak ada kendala permukiman dan ekonomi. Karena begitu sederhana dan kuatnya lingkup laut terhadap suku Bajo membuat mereka hidup tak memperhatikan kehidupan yang tetap.

Pendidikan juga menjadi salah satu upaya yang harus dikembangkan bagi masyarakat Bajo dalam memajukan kehidupannya.

Melansir dari DITSMP KEMDIKBUD, Sekarang masyarakat Bajo terbilang banyak yang bersekolah, bahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Keadaan tersebut menandakan bahwasanya masyarakat suku Bajo mulai menyadari akan pentingnya pendidikan sudah mulai terbangun.

Proses ini diharapkan dapat memajukan suku Bajo dan sekitarnya. Terkhusus bagi generasi muda penerus masyarakat Bajo dapat turut andil memperkenalkan suku mereka agar lebih dikenal lebih luas lagi.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x