Warga Lamuk Gunung Gelar Sadranan untuk Lestarikan Tradisi Jawa Kuno untuk Tarik Animo Masyarakat

- 9 Februari 2023, 16:48 WIB
Warga Lamuk Gunung Gelar Sadranan untuk Lestarikan Tradisi Jawa Kuno untuk Tarik Animo Masyarakat
Warga Lamuk Gunung Gelar Sadranan untuk Lestarikan Tradisi Jawa Kuno untuk Tarik Animo Masyarakat /Tangkap layar temanggungkab.go.id//

INFOTEMANGGUNG.COM – Di tengah gempuran era modernisasi, warga Lamuk Gunung tetap gelar Sadranan di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, pada Rabu, 8 Februari 2023.

Sadranan atau Nyadran merupakan salah satu tradisi Jawa Kuno yang diwariskan oleh nenek moyang dan masih terus dilestarikan hingga saat ini secara turun temurun.

Tidak heran jika beberapa daerah khususnya di wilayah Kabupaten Temanggung masih melaksanakan tradisi ini, tidak terkecuali masyarakat Lamuk Gunung.

Baca Juga: Pendaftaran Online RSUD Temanggung (Ramah), Kini Pasien Tidak Perlu Antre Lagi

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Temanggung Saltiyono Atmadji menjelaskan bahwa masyarakat Lamuk Gunung tetap melestarikan tradisi leluhur dengan menggelar sadranan setiap tahunnya.

“Sadranan ini sudah menjadi event desa dan nanti kita tingkatkan lagi agar lebih besar lagi, sehingga minat dan antusias masyarakat meningkat,” kata Saltiyono Atmadji dikutip oleh INFOTEMANGGUNG.COM dari Pemkab Temanggung pada 9 Februari 2023.

Lebih lanjut, Saltiyono menjelaskan jika sadranan ini merupakan event memadukan antara seni tradisional dan modern yang dikemas dengan sedemikian rupa agar dapat menarik animo masyarakat.

Baca Juga: Murid TK Negeri Pembina Temanggung Bergembira Bisa Belajar di Agro Eduwisata Putat

Pasalnya, sadranan Lepen atau sungai yang diselenggarakan di Lamuk Gunung ini diisi dengan berbagai macam kesenian tradisional, tarian khas, upacara adat, kirab arak-arakan bergodo, dan drumband anak-anak TK Pertiwi.

Bukan hanya di Lamuk Gunung, kegiatan sadranan ini juga sudah berjalan di beberapa tempat di Kabupaten Temanggung dengan tujuan untuk melestarikan tradisi nenek moyang.

Saltiyono berharap dari kegiatan ini dapat mendatangkan wisatawan baik masyarakat lokal maupun warga masyarakat Temanggung, karena memang ada banyak manfaat yang diperoleh.

Baca Juga: Bantuan SPALD-S dan RUSPIN dari Pemerintah untuk Rakyat di Temanggung, Terobosan Masyarakat Dapat Rumah Layak

Seperti pengelolaan parkir kendaraan, penyewaan tempat jualan, seperti yang terjadi di Tuksari, Kecamatan Ngadirejo dan Cepit Pagergunung, Kecamatan Bulu.

“Temanggung ini kaya akan budaya dan kesenian, termasuk di Legoksari ini, yang sudah masuk register itu belum ada seperempatnya dari jumlah 2.500 kelompok seni yang masuk terdaftar di dinas,” ujarnya.

Menurutnya, ada lebih dari 10 kelompok seni yang terdapat di Legoksari namun hingga saat ini yang terdaftar masih dua atau tiga kelompok saja. Hal ini menunjukkan jika ada banyak sekali leluhur yang merupakan orang-orang seni.

Saltiyono juga mengapresiasi terselenggaranya kegiatan Sadranan di Lamuk Gunung ini, terlebih setiap desa di Temanggung tentu memiliki acara yang serupa, baik sadranan Sarean, Pepunden, Kali, Merti Bumi, dan lainnya.

Sangat diharapkan agar tradisi Sadranan ini tidak hilang, karena nilai yang terkandung di dalamnya harus terus terpelihara. Mengingat ada banyak pelajaran yang dapat diambil, seperti bakti, harmonisasi hubungan antar manusia, dan kerja sama.***

Disclaimer:

INFOTEMANGGUNG.COM tidak mengijinkan artikel dicopy paste atau dilakukan sindikasi dengan alasan apapun.

 

Editor: Rian Dwi Atmoko

Sumber: temanggungkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x