Selama 6 tahun berdiri, platform ini telah memiliki 655 ribu pengguna aktif. Kesamaan Mastodon dengan Twitter ialah tampilan berandanya yang hampir sama. Bahkan, Mastodon juga bisa menambahkan hastags seperti yang ada di Twitter.
Selain itu, kemiripan lainnya terlihat dari postingan-postingan dari penggunanya. Jika Twitter menyebut postingan dari salah satu penggunanya dengan sebutan Tweets, maka di Mastodon unggahan dari penggunanya disebut sebagai Toots.
Toots yang ada di Mastodon memiliki fitur yang hampir sama dengan Tweets. Toots dari salah satu pengguna dapat di-like, dibalas, hingga diunggah ulang oleh akun lain sama halnya dengan Twitter.
Baca Juga: Stiker WA Kamu Nanya' Dilan KW yang Viral di Tiktok, ini Penjelasan Lengkap Buatmu
Selain persamaan, ada juga berbagai macam perbedaan yang mencolok antara Mastodon dan Twitter. Salah satu hal yang paling terlihat perbedaanya ialah sistem operasi dari platform ini.
Mastodon menggunakan sistem server, dimana pengguna yang baru saja mendaftar Mastodon harus memiliki server yang ditentukan berdasarkan negara pengguna, kota, ketertarikan, hingga tema yang akan dipilih.
Server yang telah dibuat ini dapat dikelola gratis oleh individu atau perorangan, hingga perkumpulan organisasi tertentu. Hal ini membuat pengguna server berada dalam pengawasan dari pemilik server.
Sehingga ketika salah satu pengguna mengunggah Toots yang mengandung ujaran kebencian, seksualitas, rasisme, homophobia atau transfobia, maka pemilik dari server dapat menghapus toots tersebut.
Format dari username yang dibuat oleh Mastodon juga sangat berbeda dengan Twitter lho. Jika hendak membuat username di Mastodone, kamu harus memasukkan nama serta server yang telah kamu daftarkan. Salah satu contohnya seperti ini: @[email protected].
Kekurangan dari platform ini berada di sistem pencariannya. Jika di Twitter kamu hanya perlu mengetik username atau nama dari akun yang hendak kamu cari, di mastodon terlihat jauh lebih rumit.