Jorji sudah lama sekali tak pernah menembus partai puncak turnamen BWF perorangan. Ia terakhir lolos ke final pada 2018. Ketika itu ia menjuarai Finnish Open di Vantaa, Finlandia.
Dengan prestasi suram 4 tahun, Jorji tetap menjadi pemain tunggal putri no. 1 Indonesia. Sektor tunggal putri ialah sektor prestasi Indonesia yang paling buruk. Tidak pernah ada wakil di Final BWF World Tour pada akhir tahun.
Masa Kecil dan Perjalanan Karier
Jorji lahir di Wonogiri pada 11 Agustus 1999. Ia pasti berbakat di dunia olahraga. Tapi ia harus memilih dengan sungguh-sungguh: karate atau bulutangkis.
Berkat nasehat orangtua dan bakatnya, Gregoria Mariska Tunjung memantapkan diri memasuki bulutangkis. Ia terinspirasi pemain bulutangkis unik Taufik Hidayat.
Karier Jorji diawali bersama PB Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat. Di tahun 2013, ia mendapat kesempatan bergabung di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
Dari hasil latihan di Pelatnas, Jorji meraih posisi runner-up tunggal wanita di perhelatan Malaysia International Challenge pada tahun 2014.
Tahun depannya Gregoria tidak menyia-nyiakan kepercayaan PBSI dengan berhasil menjuarai Singapore International Series dan Indonesia International yang diselenggarakan pada tahun 2015.
Tetapi pemain bertinggi badan 164 cm hanya meraih posisi kedua di Kejuaraan Asia tingkat Junior di Bangkok.
Jorji lantas membalas tuntas di perhelatan Kejuaraan Dunia Junior BWF 2017 yang diselenggarakan di Yogyakarta. Ia meraih gelar juara dunia junior saat berumur18 tahun dan memberi Indonesia harapan.
Kemenangan ini ialah obat bagi kerinduan Indonesia yang 25 tahun gagal di ajang junior dunia ini. Di final, Gregoria mengalahkan Han Yue dari Tiongkok dengan skor 21-13, 13-21, dan 24-22. Skor yang ketat dan penuh perjuangan.
Baca Juga: Ini Alasan Membaca Sejarah, Mengapa Kita Repot Belajar Sejarah di Sekolah, Pelajaran ini Berguna Untukmu
Sesudah itu, Gregoria bergabung dengan tim tunggal putri senior Indonesia. Ia pun mengikuti turnamen tingkat nasional maupun internasional.
Jorji sempat meraih emas Grand Prix Gold India Open. Ia juga meraih perunggu di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia walau diharapkan lebih dari itu.
Namun walau ia selalu no. 1 secara nasional, prestasinya terhambat di tingkat senior dunia karena terlalu sering bertemu pemain unggulan di babak pertama.
Namun akhir-akhir ini Jorji mulai bangkit. Ia mulai bisa mengalahkan pemain unggulan termasuk peringkat 1 tunggal putri Akane Yamaguchi dari Jepang.
Indonesia pun menanti Gregoria Mariska Tunjung melambung lebih tinggi lagi. Tidak ada kata terlambat untuk bangkit. Semoga kejayaan Indonesia era Susi Susanti terulang lagi.***