INFOTEMANGGUNG.COM – Jawaban post test berikut ini manakah yang BUKAN pertanyaan yang dapat diajukan saat melakukan percakapan coaching untuk pemecahan masalah?
Pertanyaan yang BUKAN pertanyaan yang dapat diajukan saat melakukan percakapan coaching untuk pemecahan masalah ini menarik untuk diulas.
Yuk perhatikan apa yang BUKAN pertanyaan yang dapat diajukan saat melakukan percakapan coaching untuk pemecahan masalah ini.
Coaching merupakan sebuah kolaborasi antara pelatih dan klien yang bertujuan menginspirasi pemikiran kreatif.
Proses ini dapat membantu individu memaksimalkan potensi pribadi dan profesionalnya.
Dalam sesi coaching, pelatih akan mencoba untuk memberikan klien dukungan dalam mengeksplorasi ide-ide baru dan menetapkan tujuan yang jelas.
Fokus utamanya ialah mengembangkan keterampilan dan strategi yang diperlukan untuk mengatasi hambatan serta mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan pendekatan yang mendukung, coaching mendorong klien untuk mencapai kinerja optimal dan meraih pencapaian yang lebih besar dalam karier dan kehidupan pribadi mereka.
Untuk teman-teman yang penasaran, yuk simak pembahasan berikut ini.
Soal Lengkap
Berikut ini manakah yang BUKAN pertanyaan yang dapat diajukan saat melakukan percakapan coaching untuk pemecahan masalah?
A. Ceritakan apa masalahnya?
B. Bagaimana situasinya saat ini?
C. Apa faktor-faktor yang menyebabkan masalah terjadi?
D. Hal-hal apa saja yang sudah bagus
Jawaban:
C. Apa faktor-faktor yang menyebabkan masalah terjadi?
Dalam konteks percakapan coaching untuk pemecahan masalah, pertanyaan yang diajukan seharusnya mendorong coachee untuk mengidentifikasi masalah, mengeksplorasi situasi saat ini, dan merancang solusi yang efektif.
Dari pilihan yang diberikan, pertanyaan C ("Apa faktor-faktor yang menyebabkan masalah terjadi?") bukanlah jenis pertanyaan yang ideal dalam sesi coaching untuk pemecahan masalah.
Pertanyaan A ("Ceritakan apa masalahnya?") adalah pertanyaan yang sangat relevan dalam sesi coaching karena memungkinkan coachee untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan masalah secara jelas.
Mengetahui apa masalahnya adalah langkah pertama yang krusial dalam proses pemecahan masalah.
Pertanyaan B ("Bagaimana situasinya saat ini?") juga merupakan pertanyaan yang penting karena membantu coachee untuk memberikan gambaran tentang keadaan saat ini.
Ini membantu dalam memahami konteks dan dinamika yang mungkin mempengaruhi masalah tersebut.
Pertanyaan D ("Hal-hal apa saja yang sudah bagus") juga bermanfaat dalam sesi coaching.
Pertanyaan ini membantu coachee untuk mengenali aspek positif yang mungkin terlewatkan saat fokus pada masalah.
Mengidentifikasi hal-hal yang sudah berjalan baik dapat memberikan landasan yang kuat untuk membangun solusi.
Namun, pertanyaan C ("Apa faktor-faktor yang menyebabkan masalah terjadi?") lebih cenderung memusatkan perhatian pada penyebab daripada solusi.
Dalam coaching, fokus utama adalah memberdayakan coachee untuk menemukan jalan keluar dan langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi masalah.
Meskipun memahami akar penyebab masalah itu penting, terlalu fokus pada faktor-faktor penyebab dapat mengalihkan perhatian dari pencarian solusi yang praktis dan implementatif.
Dalam coaching, tujuan utamanya adalah untuk membantu coachee bergerak maju dengan menciptakan rencana aksi yang jelas dan praktis.
Oleh karena itu, lebih baik mengajukan pertanyaan yang mendorong refleksi ke depan dan konstruksi solusi daripada menghabiskan terlalu banyak waktu menganalisis penyebab masalah.
Dengan demikian, meskipun memahami penyebab masalah itu penting, dalam konteks percakapan coaching untuk pemecahan masalah, fokus yang lebih besar harus diberikan pada pertanyaan-pertanyaan yang memfasilitasi pengembangan solusi dan tindakan konkret yang dapat diambil oleh coachee.
Jadi, itulah yang BUKAN pertanyaan yang dapat diajukan saat melakukan percakapan coaching untuk pemecahan masalah.***
Disclaimer:
Kebenaran jawaban diatas tidak mutlak. Jawaban tersebut bersifat terbuka sehingga bisa dieksplorasi lagi lebih lanjut.