Pikiran, perasaan, dan kehendak bekerja bersama untuk menciptakan sebuah kekuatan yang mendorong individu bertindak dengan cara tertentu.
Dengan kata lain, budi pekerti adalah hasil dari harmoni antara tiga elemen penting dalam jiwa manusia.
Pikiran memberikan individu kemampuan untuk mempertimbangkan dan merumuskan ide-ide, perasaan memberikan kedalaman emosional dan empati, sementara kehendak atau kemauan memberikan dorongan untuk bertindak.
Ketika ketiga elemen ini bersatu dalam harmoni, mereka menghasilkan budi pekerti yang kuat dan bulat, yang menjadi sumber motivasi bagi tindakan positif dan bermoral.
Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan dalam pembentukan budi pekerti.
Beliau percaya bahwa pendidikan bukan hanya transfer pengetahuan, tetapi juga upaya membentuk karakter individu.
Pendidikan yang baik harus mampu mengembangkan pikiran, perasaan, dan kehendak secara seimbang sehingga menghasilkan individu yang memiliki budi pekerti luhur.
Dengan demikian, menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti adalah esensi dari jiwa manusia yang sehat dan seimbang, tercipta dari sinergi antara pikiran, perasaan, dan kehendak.
Konsep ini menegaskan pentingnya integrasi dan keseimbangan dalam pengembangan diri individu untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan bermoral.