Penjelasan Lengkap tentang Fatty Liver: Hubungannya dengan Diabetes dan Ciri-cirinya

- 21 Juni 2024, 16:33 WIB
Penjelasan Lengkap tentang Fatty Liver: Hubungannya dengan Diabetes dan Ciri-cirinya
Penjelasan Lengkap tentang Fatty Liver: Hubungannya dengan Diabetes dan Ciri-cirinya /Pexels.com / Polina Tankilevitch/

INFOTEMANGGUNG.COM - Apakah fatty liver itu? Simak penjelasan lengkap tentang Fatty Liver: hubungannya dengan diabetes dan ciri-cirinya.

Fatty liver, atau dikenal juga sebagai steatosis hati, adalah kondisi di mana terdapat penumpukan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati.

Baca Juga: Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024, Dari LPDP sampai Beasiswa Daerah

Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius jika tidak ditangani dengan baik. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu fatty liver, hubungannya dengan diabetes, serta ciri-ciri yang perlu diperhatikan.

Apa Itu Fatty Liver?
Fatty liver adalah kondisi medis di mana lebih dari 5-10% berat hati terdiri dari lemak. Ada dua jenis utama fatty liver:

Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD): Ini terjadi pada orang yang minum sedikit atau tidak sama sekali alkohol. NAFLD adalah bentuk fatty liver yang paling umum dan terkait dengan masalah metabolik seperti obesitas dan diabetes tipe 2.

Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD): Disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, yang memengaruhi metabolisme lemak di hati.

Hubungan Fatty Liver dengan Diabetes

Fatty liver dan diabetes memiliki hubungan yang sangat erat. Kedua kondisi ini sering kali ditemukan bersamaan dan saling mempengaruhi.

1. Resistensi Insulin:

NAFLD dan Diabetes Tipe 2: NAFLD sangat terkait dengan resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara efektif. Resistensi insulin adalah karakteristik utama dari diabetes tipe 2.

Baca Juga: Pentingnya Sistem Imun Manusia, Pahami Komponen Utamanya Agar Terhindar dari Penyakit karena Patogen

Ketika hati dipenuhi dengan lemak, kemampuan hati untuk menangani gula darah terganggu, yang berkontribusi pada peningkatan kadar gula darah dan memperburuk resistensi insulin.

2. Peradangan dan Kerusakan Hati:

Peradangan Kronis: Lemak yang berlebihan di hati dapat menyebabkan peradangan kronis, yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan hati. Peradangan ini dapat memperburuk resistensi insulin dan meningkatkan risiko berkembangnya diabetes tipe 2.

Fibrosis dan Sirosis: Peradangan yang berlangsung lama dapat menyebabkan fibrosis (pengerasan jaringan hati) dan, dalam kasus yang parah, sirosis (kerusakan hati yang tidak dapat diperbaiki). Ini memperburuk fungsi hati dan metabolisme glukosa, yang memperparah diabetes.

3. Dislipidemia:

Kadar Lemak Darah yang Abnormal: NAFLD sering dikaitkan dengan dislipidemia, yaitu ketidakseimbangan kadar lemak dalam darah (misalnya, peningkatan kadar trigliserida dan penurunan HDL). Dislipidemia adalah faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.

Ciri-Ciri Fatty Liver

Fatty liver sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak orang yang tidak menyadari mereka memilikinya. Namun, seiring perkembangan penyakit, beberapa ciri-ciri yang mungkin muncul meliputi:

1. Kelelahan dan Lemah:

Kelelahan Kronis: Penderita sering merasa lelah dan lemah tanpa alasan yang jelas, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Nyeri Perut:

Nyeri atau Ketidaknyamanan di Perut: Terutama di bagian kanan atas perut, di mana hati berada. Nyeri ini bisa ringan atau berat.

3. Pembesaran Hati:

Hepatomegali: Dalam beberapa kasus, hati bisa membesar dan dapat dirasakan saat pemeriksaan fisik oleh dokter.

4. Berat Badan yang Tidak Normal:

Penurunan atau Peningkatan Berat Badan: Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan atau peningkatan berat badan yang cepat dapat menjadi tanda adanya masalah dengan hati.

5. Kulit dan Mata Kuning:

Jaundice: Kulit dan mata yang menguning, meskipun jarang terjadi pada fatty liver, bisa menjadi tanda kerusakan hati yang lebih parah.

Diagnosis Fatty Liver

Diagnosis fatty liver biasanya melibatkan beberapa langkah berikut:

1. Pemeriksaan Fisik:

Pemeriksaan oleh Dokter: Dokter mungkin dapat merasakan pembesaran hati selama pemeriksaan fisik.

2. Tes Laboratorium:

Tes Darah: Untuk memeriksa fungsi hati (seperti kadar enzim hati, bilirubin, dan albumin) serta profil lipid (kolesterol dan trigliserida).

3. Pencitraan:

Ultrasonografi: Metode non-invasif yang paling umum digunakan untuk mendeteksi lemak di hati.
CT Scan atau MRI: Digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci jika diperlukan.

4. Biopsi Hati:

Biopsi: Prosedur invasif di mana sampel kecil dari jaringan hati diambil untuk diperiksa di bawah mikroskop. Ini biasanya dilakukan jika ada kecurigaan fibrosis atau sirosis.

Pengobatan dan Manajemen Fatty Liver
Pengobatan fatty liver terutama melibatkan perubahan gaya hidup dan pengobatan kondisi yang mendasari, seperti diabetes dan obesitas.

1. Perubahan Gaya Hidup:

Diet Sehat: Mengonsumsi diet yang seimbang, rendah lemak jenuh, dan tinggi serat.
Olahraga Teratur: Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mengurangi lemak hati dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Berat Badan Ideal: Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

2. Pengobatan Medis:

Kontrol Diabetes: Pengelolaan kadar gula darah yang ketat untuk pasien diabetes.
Obat-obatan: Obat untuk mengurangi kadar lipid darah atau memperbaiki resistensi insulin.

3. Penghindaran Alkohol:

Hindari Alkohol: Jika fatty liver disebabkan oleh alkohol, penghentian konsumsi alkohol sangat penting.

Baca Juga: Bagaimana Rencana Anda dalam Mengatasi Tantangan tersebut agar Bisa Memastikan Perubahan Terjadi?

4. Pemantauan Teratur:

Kunjungan Rutin ke Dokter: Pemantauan rutin untuk menilai kemajuan dan menangani komplikasi sejak dini.

Kesimpulannya Fatty liver adalah kondisi yang sering tidak disadari namun dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan baik.

Hubungan erat antara fatty liver dan diabetes menekankan pentingnya menjaga pola makan yang sehat, berolahraga, dan memantau kesehatan secara teratur.

Dengan memahami ciri-ciri dan risiko yang terkait dengan fatty liver, individu dapat mengambil langkah proaktif untuk mengelola kondisi ini dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah