Konflik SARA merujuk pada konflik yang muncul akibat perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan. Di Indonesia, konflik semacam ini dapat menyebabkan perpecahan di antara kelompok-kelompok masyarakat, yang pada akhirnya dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Konflik SARA tidak hanya memicu ketegangan sosial tetapi juga bisa berkembang menjadi kekerasan fisik, pengrusakan properti, dan bahkan perang saudara dalam skala kecil.
Contoh Kasus
Indonesia memiliki sejarah konflik SARA yang panjang, seperti konflik di Ambon (1999-2002) yang melibatkan ketegangan antara kelompok Muslim dan Kristen, serta konflik Poso yang juga didasari oleh perbedaan agama. Kedua konflik ini menunjukkan betapa rentannya Indonesia terhadap ancaman disintegrasi yang disebabkan oleh konflik SARA.
2. Mengapa Toleransi dan Integrasi Tidak Menjadi Ancaman
A. Toleransi
Toleransi adalah sikap menghargai dan menerima perbedaan yang ada di antara individu maupun kelompok dalam masyarakat. Toleransi bukanlah ancaman, melainkan solusi untuk mengatasi perbedaan dan konflik yang ada. Dengan adanya toleransi, masyarakat bisa hidup berdampingan secara damai meskipun terdapat perbedaan di antara mereka.
B. Integrasi
Integrasi adalah proses menyatukan berbagai kelompok dalam masyarakat untuk menciptakan harmoni dan persatuan. Integrasi merupakan tujuan yang ingin dicapai untuk mempertahankan stabilitas dan kesatuan nasional. Jadi, integrasi tidak dapat dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional.
3. Persaingan sebagai Faktor Potensial Konflik tetapi Bukan Ancaman Utama
C. Persaingan