Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan budi pekerti dapat dilatih dengan menggunakan permainan anak-anak seperti permainan congklak yang dapat melatih olah pikir.
Permainan congklak merupakan salah satu warisan budaya yang sudah sangat kuno dan memiliki banyak nama di berbagai daerah di Indonesia.
Biasanya, permainan ini menggunakan cangkang kerang sebagai biji congklak, namun biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan atau batu kecil juga dapat digunakan sebagai alternatif.
Dalam permainan ini, pemain harus memindahkan biji dari satu lubang ke lubang lain di papan congklak dengan tujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin biji di lumbung atau "rumah" mereka sendiri.
Permainan congklak melibatkan strategi dan perencanaan yang mendalam.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa congklak adalah permainan yang melatih olah pikir.
Pemain harus terus menerus berpikir kritis dan membuat keputusan cepat, yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir strategis.
Selain itu, congklak juga mengajarkan nilai-nilai seperti kesabaran, ketelitian, dan kerja keras.
Setiap pemain harus sabar menunggu gilirannya, teliti dalam menghitung biji, dan bekerja keras untuk mencapai kemenangan.
Nilai-nilai ini adalah bagian penting dari budi pekerti yang ingin diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara.