Ada 7 Tradisi yang Membangun Kerangka Pengorganisasian berbagai Konsep dalam Teori Komunikasi, Salah Satu

- 24 April 2024, 14:55 WIB
Ada 7 Tradisi yang Membangun Kerangka Pengorganisasian berbagai Konsep dalam Teori  Komunikasi, Salah Satu Yang Cukup Menarik Adalah The Phenomenological
Ada 7 Tradisi yang Membangun Kerangka Pengorganisasian berbagai Konsep dalam Teori Komunikasi, Salah Satu Yang Cukup Menarik Adalah The Phenomenological /Pexels.com /Djordje Petrovic/


INFOTEMANGGUNG.COM - Kita akan menguraikan jawaban soal ada 7 tradisi yang membangun kerangka pengorganisasian berbagai konsep dalam teori komunikasi.

Salah satu yang cukup menarik adalah The Phenomenological Tradition, yaitu tradisi fenonmenologi yang menempatkan persepsi dan interpretasi pengalaman subjektif orang sebagai hal yang utama.

Dalam teori komunikasi, terdapat berbagai tradisi yang membangun kerangka pengorganisasian berbagai konsep. Salah satu tradisi yang menarik untuk dibahas adalah The Phenomenological Tradition, yang menekankan pada persepsi dan interpretasi pengalaman subjektif individu.

Baca Juga: Apakah Anda Setuju Bahwa Perusahaan yang Efektif Dalam Strategi Walau Tidak Efisien Dalam Taktik, Maka Akan

Dalam tradisi ini, cerita individu dianggap lebih penting daripada aksioma-aksioma komunikasi atau hipotesis penelitian. Dalam artikel ini, kita akan mendiskusikan penolakan vaksinasi COVID-19 dari sudut pandang The Phenomenological Tradition, menjelajahi berbagai faktor dan alasan di balik penolakan ini dengan memperhatikan pengalaman subjektif individu.

Soal:

Ada 7 tradisi yang membangun kerangka pengorganisasian berbagai konsep dalam teori komunikasi.

Salah satu yang cukup menarik adalah The Phenomenological Tradition, yaitu tradisi fenonmenologi yang menempatkan persepsi dan interpretasi pengalaman subjektif orang sebagai hal yang utama.

Dalam hal ini, cerita individu dianggap lebih penting daripada aksioma-aksioma komunikasi atau hipotesis penelitian.

Sebagai bahan diskusi. di masa pandemi covid 19 beberapa waktu yang lalu, pemerintah melakukan upaya pencegahan penularan virus corona melalui program vaksinasi.

Namun dalam pelaksanaanya, masih ada kelompok masyarakat yang menolak vaksin tersebut.

Mari kita diskusikan hal ini dengan menggunakan sudut pandang The Phenomenolog.

Baca Juga: Jawaban Utarakan Pendapat Anda Mengenai Peran Media Massa Dan Teknologi Komunikasi Sebagai Penunjang

Jawaban:

Dalam The Phenomenological Tradition, cerita individu dianggap lebih penting daripada aksioma-aksioma komunikasi atau hipotesis penelitian.

Berbagai faktor dan alasan di balik penolakan ini dengan memperhatikan pengalaman subjektif individu:

1. Pengenalan The Phenomenological Tradition

Tradisi fenomenologi merupakan salah satu pendekatan dalam studi komunikasi yang berfokus pada pemahaman dan interpretasi pengalaman subjektif individu.

Dalam konteks ini, penting untuk mengakui bahwa persepsi dan pengalaman setiap individu adalah unik dan kompleks, dan dapat memengaruhi cara individu berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Dalam tradisi ini, cerita individu dianggap sebagai titik awal untuk memahami proses komunikasi, yang kemudian mempengaruhi pemahaman kita tentang realitas sosial.

2. Konteks Penolakan Vaksinasi COVID-19

Penolakan vaksinasi COVID-19 telah menjadi topik yang kontroversial dan menarik perhatian di seluruh dunia. Meskipun program vaksinasi diperjuangkan oleh pemerintah dan lembaga kesehatan sebagai salah satu cara terbaik untuk mengakhiri pandemi, masih ada kelompok masyarakat yang menolak untuk divaksinasi.

Alasan di balik penolakan vaksinasi ini sangat bervariasi, dan dapat mencakup kekhawatiran tentang efek samping, ketidakpercayaan terhadap pemerintah atau lembaga kesehatan, atau keyakinan pribadi dan nilai-nilai.

3. Menafsirkan Penolakan Vaksinasi melalui The Phenomenological Tradition

Dalam konteks The Phenomenological Tradition, kita dapat menginterpretasikan penolakan vaksinasi COVID-19 sebagai hasil dari pengalaman subjektif individu.

Misalnya, seseorang yang telah mengalami efek samping dari vaksin sebelumnya mungkin memiliki kekhawatiran yang kuat tentang divaksinasi lagi, meskipun bukti ilmiah menunjukkan bahwa efek samping tersebut jarang terjadi.

Baca Juga: Bagaimanakah Suatu Negara Dikatakan Memiliki Paham Komunisme seperti Tiongkok dan Korea Utara

Begitu juga, seseorang yang memiliki ketidakpercayaan terhadap pemerintah atau lembaga kesehatan mungkin memilih untuk tidak divaksinasi karena mereka merasa bahwa informasi yang diberikan tidak dapat dipercaya.

4. Peran Narasi dalam Penolakan Vaksinasi

Dalam pendekatan fenomenologis, peran narasi sangat penting dalam memahami pengalaman subjektif individu. Setiap individu memiliki cerita unik mereka sendiri tentang pengalaman mereka dengan vaksinasi COVID-19, dan cerita ini dapat memengaruhi sikap dan perilaku mereka terhadap vaksinasi.

Misalnya, seseorang yang memiliki pengalaman keluarga atau teman yang mengalami komplikasi setelah divaksinasi mungkin memiliki kekhawatiran yang lebih besar tentang risiko yang terkait dengan vaksinasi.

5. Implikasi untuk Komunikasi dan Edukasi

Pemahaman tentang penolakan vaksinasi COVID-19 dari sudut pandang The Phenomenological Tradition memiliki implikasi penting untuk komunikasi dan pendidikan masyarakat. Daripada mencoba untuk meyakinkan individu dengan fakta dan data ilmiah, pendekatan yang lebih efektif mungkin adalah mendengarkan dan memahami cerita dan pengalaman mereka secara empatik.

Dengan demikian, para penyedia layanan kesehatan dan pembuat kebijakan dapat menciptakan pesan-pesan yang lebih relevan dan bermakna yang menghormati pengalaman subjektif individu.

Kesimpulan

Dalam konteks penolakan vaksinasi COVID-19, pendekatan fenomenologis memberikan wawasan yang berharga tentang pengalaman subjektif individu dan bagaimana pengalaman ini memengaruhi sikap dan perilaku mereka terhadap vaksinasi.

Dengan memperhatikan narasi dan pengalaman individu, kita dapat mengembangkan strategi komunikasi dan pendidikan masyarakat yang lebih efektif untuk meningkatkan tingkat vaksinasi dan mengakhiri pandemi ini.

Dengan demikian, pendekatan fenomenologis memberikan kontribusi yang berharga dalam memahami dan mengatasi tantangan kesehatan masyarakat yang kompleks dan bervariasi.

Demikianlah soal ada 7 tradisi yang membangun kerangka pengorganisasian berbagai konsep dalam teori komunikasi. Semoga bermanfaat.***

Disclaimer:

Jawaban yang tertera di atas sifatnya tidak mutlak.
Jawaban tersebut bersifat terbuka sehingga bisa dieksplorasi lagi lebih lanjut.

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah