Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 167 Kurikulum Merdeka, Tabel 5.7 Struktur Teks Tanggapan

- 30 Maret 2024, 21:14 WIB
 Apakah penulis telah memunculkan keunikan tokoh?
Apakah penulis telah memunculkan keunikan tokoh? /Pexels / Pixabay/

Siapa yang tidak kenal dengan Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih sering dipanggil dengan nama B.J. Habibie? Beliau adalah salah satu putra bangsa berprestasi yang dikenal karena kecerdasannya, tak hanya di Indonesia, namun juga di negara lain.

Selain keahliannya di bidang teknologi pesawat terbang dan penemu rumus Faktor Habibie, pria kelahiran Pare-Pare, 25 Juni 1936 ini juga pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia yang ke-
3.

Sejak kanak-kanak, Habibie yang memiliki kegemaran menunggang kuda dan membaca ini memang sudah dikenal sangat cerdas. Apakah cukup kecerdasan untuk meraih sukses? Ternyata tidak. Mari kita simak perjalanan hidup Bapak Teknologi Indonesia ini lebih lanjut.

Kehilangan dan Perjuangan

Habibie tumbuh dalam keluarga besar dengan tujuh saudara. Ia adalah anak keempat. Ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie, seorang ahli pertanian. Sang Ibu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah seorang spesialis mata.

Namun, pada usia yang masih sangat muda, yaitu 14 tahun, Habibie harus kehilangan ayahnya yang terkena serangan jantung. Hal ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan Habibie. Tak hanya pindah ke Kota Bandung, ia pun melihat perjuangan ibunya yang harus membanting tulang untuk membiayai kehidupan mereka.

Di kota barunya, Habibie melanjutkan pendidikan di SMAK Dago. Ia lalu melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia Bandung yang saat ini dikenal dengan nama ITB, mengambil jurusan Teknik Mesin.

Berkat perjuangan ibunya dan tekad kuatnya untuk sukses, Habibie berhasil terbang ke Jerman, bersekolah di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule, mengambil jurusan Teknik Penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang.

Pendidikan Habibie di Jerman memakan waktu hampir selama 10 tahun. Ia berjuang keras, belajar sambil bekerja praktik. Libur kuliah pun menjadi kesempatan emas bagi Habibie untuk belajar, mengikuti ujian, dan mencari uang agar bisa membeli buku.

Tahun 1960 Habibie mendapat gelar Diploma Ing dari Technische Hochschule dengan predikatnya Cum Laude atau sempurna. Nilai rata-rata yang dikantongi Habibie saat itu adalah 9,5. Tak berhenti di sana, Habibie langsung melanjutkan studi ke Technische Hochschule Die Facultaet de Fuer Maschinenwesen Aachen untuk mendapatkan gelar doktor.

Halaman:

Editor: Mariyani Soetrisno

Sumber: Buku.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah