Portugis berusaha untuk memonopoli perdagangan rempah dengan cara menguasai pelabuhan-pelabuhan penting di Nusantara.
Berdasar konsep Merkantilisme, Portugis berambisi menguasai perdagangan rempah-rempah Nusantara, seperti cengkeh, pala, dan lada.
Ini didorong oleh tingginya harga rempah di Eropa dan keinginan memonopoli keuntungan.
Nusantara yang terletak di jalur perdagangan strategis antara Eropa dan Asia Timur, sehingga menguasai perdagangan di tempat ini menguntungkan mereka.
Misi "Reconquista" untuk menyebarkan agama Katolik juga menjadi motivasi, walapun ini lebih berperan pasca-penguasaan Malaka.
e. Perang Maluku terkait rempah
Perang Maluku, yang berlangsung dari tahun 1512 hingga 1646, merupakan salah satu episode paling heroik dalam sejarah perlawanan rakyat Indonesia terhadap kolonialisme.
Perang ini dipicu karena adanya monopoli perdagangan rempah yang dilakukan oleh Portugis, yang ingin menguasai keuntungan dari komoditas berharga ini.
Latar belakang adanya perang ini ialah kedatangan Portugis ke Maluku pada tahun 1512 yang melakukan monopoli perdagangan rempah oleh Portugis dengan harga rendah dan paksaan.
Perang Maluku menunjukkan kegigihan rakyat Maluku di dalam melawan monopoli dan penindasan Portugis.