Kelemahan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) yang Harus Diakui, Berikut Diantaranya:

- 1 Januari 2024, 16:37 WIB
Kelemahan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) yang Harus Diakui, Berikut Diantaranya:
Kelemahan Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) yang Harus Diakui, Berikut Diantaranya: /pexels.com/ Arthur Krijgsman/

INFOTEMANGGUNG.COM - Culturally Responsive Teaching (CRT) telah dianggap sebagai pendekatan pendidikan yang sangat penting dalam menangani perbedaan budaya dan meningkatkan kesetaraan dalam ruang kelas.

Namun, di balik keberhasilannya dalam meningkatkan kesadaran akan keberagaman, terdapat beberapa aspek kritis yang perlu diperhatikan.

Kelemahan-kelemahan dalam penerapan CRT ini memerlukan pengakuan yang jujur, bukan untuk meruntuhkan konsepnya, melainkan untuk memperkuat pendekatan ini agar lebih inklusif dan efektif.

Baca Juga: Tujuan Pendekatan TaRL dan Ciri-ciri Pengajaran Teaching at the Right Level

Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) mengakui dan menghargai keberagaman budaya siswa dalam proses pembelajaran. Meskipun memiliki banyak kelebihan, ada sejumlah kelemahan yang perlu diperhatikan:

1. Implementasi yang Tak Konsisten

Beberapa guru mungkin kesulitan konsisten menerapkan pendekatan ini dalam pengajaran mereka karena kurangnya pemahaman tentang keberagaman budaya atau keterbatasan sumber daya dan waktu.

2. Pertentangan Nilai

CRT dapat memunculkan konflik nilai antara guru, siswa, dan orang tua karena nilai-nilai budaya kadang tidak selaras dengan nilai-nilai sekolah.

3. Keterbatasan Pengetahuan Guru

Keterbatasan pengetahuan tentang berbagai budaya di kelas bisa membuat guru kesulitan menciptakan pembelajaran yang responsif terhadap keberagaman siswa.

4. Resistensi Siswa

Beberapa siswa mungkin menolak pendekatan ini, terutama jika mereka tidak terbiasa dengan integrasi budaya dalam pembelajaran, yang bisa menghambat suasana kelas yang inklusif.

5. Pembatasan pada Fokus Budaya Tertentu

Fokus berlebihan pada satu budaya bisa mengabaikan keberagaman internal dalam kelompok budaya tersebut, membuat siswa merasa diabaikan.

6. Tantangan dalam Evaluasi

Mengukur keberhasilan implementasi CRT dan dampaknya pada hasil belajar siswa bisa menjadi sulit karena metode evaluasi yang ada mungkin tidak sesuai.

7. Keterbatasan Model Pendidikan

Sistem pendidikan yang lebih besar seringkali tidak mendukung implementasi CRT karena kurikulum dan ujian standar tidak selalu mempertimbangkan keberagaman budaya.

Baca Juga: Menurut Anda, Apakah Pengembangan Pembelajaran UbD Memiliki Perbedaan Pengembangan Pembelajaran Dengan Rancang

Meskipun menunjukkan beberapa kelemahan, pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) tetap menjadi sarana yang sangat berharga dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan relevan bagi semua siswa.

Upaya mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan komitmen yang berkelanjutan dalam pengembangan profesional guru, dukungan yang kuat dari tingkat sekolah dan distrik, serta penekanan yang terus-menerus pada nilai-nilai inklusi dan keberagaman.

Dengan adanya komitmen ini, CRT dapat menjadi lebih efektif dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan budaya siswa, memperkuat keterlibatan, dan menciptakan ruang pembelajaran yang memungkinkan setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal.***

Editor: Siti Juniafi Maulidiyah

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x