1. Impresionisme: Menangkap Sensasi Sejati
Impresionisme muncul pada akhir abad ke-19 sebagai reaksi terhadap lukisan realisme. Seniman seperti Claude Monet, Pierre-Auguste Renoir, dan Edgar Degas fokus pada tangkapan momen seketika dengan sentuhan ringan, penggunaan warna cerah, dan perhatian terhadap cahaya alami.
Mereka berusaha menangkap sensasi sejati yang dirasakan pada saat itu, menghadirkan gambaran visual yang lebih emosional daripada representatif.
2. Ekspresionisme: Membebaskan Emosi dan Ekspresi Pribadi
Kelompok seniman ekspresionis, seperti Edvard Munch dan Ernst Ludwig Kirchner, mengeksplorasi pembebasan ekspresi pribadi dan emosi melalui lukisan mereka.
Dengan garis-garis yang kuat, warna yang kontras, dan bentukan yang eksageratif, mereka berusaha menyampaikan intensitas perasaan manusia.
Lukisan-lukisan ini seringkali menggambarkan kecemasan, ketakutan, atau kegembiraan yang mendalam.
3. Kubisme: Pemecahan Bentuk Konvensional
Pionir kubisme, seperti Pablo Picasso dan Georges Braque, menggemparkan dunia seni dengan merombak konsep tradisional tentang representasi ruang dan bentuk.
Dengan memecah objek menjadi bentuk-bentuk geometris, kubisme mengeksplorasi multiple perspektif dalam satu gambar, menciptakan karya seni yang unik dan seringkali menantang logika visual.