Jika dibandingkan, pada triwulan kedua tahun ini dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia meningkat kurang lebih 6,4 persen.
Pertumbuhan ini tetap masih terpusat di Pulau Jawa dengan peningkatan sebesar 57,5%.
Apabila diakumulasikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun 2023 lebih baik dibandingkan dengan semester I tahun 2011 yang tumbuh sekitar 6,3%.
Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai mengalami bias atau anomali. Hal ini dikatakan oleh Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi Indonesia for Global Justice.
Ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tidak hanya itu, Daeng juga memaparkan, sekurang-kurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi Indonesia mengalami bias.
Pertama, perekonomian Indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang nilainya terus meningkat.
“Utang Indonesia mencapai Rp 2.865 triliun. Utang asing pemerintah meningkat setiap tahunnya.